Pemerintah Jepang tetap mengagendakan Olimpiade Tokyo berlangsung tahun depan di tengah pandemi corona. Gubernur Tokyo Yuriko Koike menyatakan tidak ada alasan Olimpiade 2020 telah ditunda tersebut akan dibatalkan meskipun terdapat kekhawatiran infeksi virus corona meluas.
Dalam wawancara dengan AFP, Koike mengingatkan perhelatan Olimpiade Tokyo akan menentukan keberlanjutan kegiatan yang sama setelahnya, yakni Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing, Tiongkok dan Olimpiade 2024 di Paris, Perancis.
"Warga dunia ingin menyaksikan Olimpiade Tokyo sebagai simbol manusia telah mengalahkan virus corona yang akan mengantarkan kepada Olimpiade Musim Dingin dan kemudian Olimpiade Paris setelah itu," kata Koike dikutip dari AFP, Selasa (15/12).
Pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada Maret memutuskan menunda Olimpiade 2020 selama setahun karena pandemi virus corona. Jadwal Olimpiade digeser menjadi 23 Juli sampai 8 Agustus 2021.
Gubernur perempuan itu menyadari mayoritas penduduk Jepang menentang Olimpiade diadakan tahun depan, tapi dia yakin kekhawatiran itu bisa diatasi. "Rakyat Jepang dan penduduk Tokyo hanya melihat keadaan saat ini," kata Koike. "Kami tengah bersiap menghadapi masa depan."
Olimpiade 2020 menjadi Olimpiade pertama dalam sejarah yang dibatalkan pada masa damai. Penyelenggara dan pemerintah sudah berupaya keras meyakinkan bahwa Olimpiade tetap diadakan tahun depan. Sehingga Koike beranggapan "tak ada alasan" Olimpiade tahun depan itu mesti dibatalkan.
Namun, rangkaian jajak pendapat yang diselenggarakan stasiun televisi pemerintah Jepang NHK baru-baru ini menunjukkan hanya 27% penduduk Jepang yang menginginkan Olimpiade tetap digelar tahun depan.
Koike yakin pandangan yang menolak akan berubah setelah melihat langkah pemerintah Jepang dalam mengantisipasi penyebaran virus corona. "Saya yakin rakyat akan kembali menyaksikan harapan begitu melihat langkah mengatasi virus corona dengan tegas," ujar dia.
Jajak pendapat NHK menyebutkan 32% responden ingin Olimpiade Tokyo sama sekali dibatalkan dan 31% memilih penundaan lagi. NHK mengadakan survei pada 11-13 Desember lalu. Survei yang sama juga diadakan pada Oktober, dengan sebanyak 40% memilih Olimpiade diadakan sesuai rencana, 23% mendukung pembatalan dan 25% memilih penundaan lebih lanjut.
Berdasarkan data Worldometers total kasus infeksi virus corona di seluruh dunia mencapai 73 juta kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 1,62 juta orang meninggal dunia, dan 51,26 juta orang dinyatakan sembuh.
Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kasus tertinggi sampai saat ini yang mencapai 16,9 juta jiwa dengan 308 ribu orang merenggang nyawa. Adapun Jepang berada di urutan ke-46 dengan jumlah kasus 179,6 ribu dan angka kematian akibat Covid-19 sebanyak 2.585.
Jepang selama ini intensif menghindari penyebaran kasus dengan menerapkan lockdown dan pembatasan yang ketat. Perdana Menteri Yoshihide Suga pada Senin lalu, menangguhkan program subsidi perjalanan karena menuai kritik dapat melonjakkan kasus corona di negara itu.