Virus Corona Baru Ditemukan di Inggris, 70% Lebih Menular

ANTARA FOTO/REUTERS/Carl Recine/AWW/dj
Carl Recine Seorang pasien menerima suntikan pertama dari dua suntikan vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNTech di ruang operasi di Wolverhampton, Inggris, Senin (14/12/2020).
Penulis: Pingit Aria
21/12/2020, 11.47 WIB

Pemerintah Inggris mengidentifikasi lebih dari 1.000 kasus dari satu varian baru virus corona teridentifikasi dalam beberapa hari terakhir. Virus corona jenis baru tersebut disebut 70% lebih menular ketimbang varian Wuhan, meski tidak lebih mematikan.

"Kami telah mengidentifikasi jenis baru virus corona, yang mungkin ada kaitannya dengan penyebaran yang lebih cepat di bagian tenggara Inggris," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock. Ia melanjutkan, "Analisis awal menunjukkan bahwa jenis ini berkembang lebih cepat dibanding jenis virus yang sudah ada.”

Bagaimanapun, ia menjelaskan bahwa tidak ada bukti klinis bahwa virus corona jenis baru ini dapat menimbulkan gejala yang lebih parah. Selain itu, virus ini juga masih bisa dicegah dengan vaksin yang telah dikembangkan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan beberapa ilmuwan setempat pada Sabtu (19/12) mengumumkan bahwa galur baru virus corona yang ditemukan di negara itu 70% lebih menular. Johnson pun meningkatkan pembatasan dari level 3, ke tingkat tertinggi level 4, di London dan beberapa kota besar lain.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih terus menggali informasi dari pejabat Inggris mengenai varian baru virus corona. Badan PBB tersebut pada Minggu (20/12), mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penyebaran virus tersebut.

"Kami berkoordinasi erat dengan pejabat Inggris. Mereka akan terus berbagi informasi dan hasil analisis serta riset mereka yang sedang berlangsung,” demikian pernyataan WHO.

WHO juga mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan. Gerakan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun harus dilakukan dengan disiplin.

Berikut adalah Databoks perkembangan wabah Covid-19 di dunia:

Sejumlah negara Eropa pun mulai memberlakukan pembatasan perjalanan dengan rute Inggris. Belanda misalnya, melarang maskapai penerbangan membawa penumpang dari Inggris mulai Minggu (20/12) setelah otoritas di Inggris menemukan jenis baru virus corona.

“Larangan itu akan berlaku sampai 1 Januari 2021,” kata Pemerintah Belanda melalui pernyataan tertulisnya pada Minggu pagi.

Otoritas setempat mengatakan pihaknya masih mengamati perkembangan terkait temuan baru itu dan akan mempelajari kemungkinan penetapan larangan membawa penumpang dari Inggris pada moda-moda transportasi lainnya.

Pemerintah Belanda menyampaikan bahwa, pada awal Desember 2020, satu sampel kasus Covid-19 yang dideteksi di dalam negeri ternyata adalah galur virus sama seperti yang ditemukan di Inggris.

Sebagai langkah untuk mengendalikan penyebaran virus tersebut, otoritas Belanda mengeluarkan imbauan "jangan bepergian", kecuali ada  kepentingan yang benar-benar mendesak.  

Seperti Belanda, Italia juga menemukan satu pasien yang terinfeksi varian baru virus corona Inggris. Pasien bersama rekannya baru saja kembali dari Inggris beberapa hari lalu. Mereka menggunakan penerbangan yang mendarat di bandara Fiumicino Roma dan kini keduanya menjalani isolasi.

Reporter: Antara

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan