Usai Rusuh, Kongres AS Sahkan Joe Biden-Kamala Harris Pemenang Pilpres

ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/WSJ/cf
Kongres Amerika Serikat pada Kamis (7/1) pagi waktu setempat mengesahkan perolehan suara elektoral pemilu yang mengukuhkan Joe Biden sebagai Presiden AS ke-46 dan Kamala Harris sebagai Wakil Presiden ke-49.
Penulis: Happy Fajrian
7/1/2021, 18.16 WIB

Kongres Amerika Serikat (AS) akhirnya mengesahkan Joe Biden dan Kamala Harris sebagai pemenang pemilihan presiden AS pada Kamis (7/1) pagi. Sidang kembali dilanjutkan pada Rabu (6/1) malam tak lama setelah kerusuhan oleh massa pendukung Presiden Donald Trump untuk membatalkan hasil electoral college.

Berdasarkan perhitungan electoral college, pasangan Joe Biden-Kamala Harris berhasil meraup 306 suara elektoral, jauh di atas perolehan suara pasangan Donald Trump-Mike Pence sebanyak 232.

Tak lama setelah pengesahan tersebut, Gedung Putih langsung menyampaikan pernyataan dari Trump yang menegaskan bahwa dia berkomitmen untuk mendukung transisi kekuasaan yang damai pada 20 Januari, ketika Biden mengucapkan sumpah jabatannya sebagai Presiden AS yang ke-46.

Sidang kembali dilanjutkan pada Rabu malam setelah kerusuhan di Gedung Capitol Hill, Washington DC. Perdebatan antara anggota parlemen dari partai Republik dan Demokrat berlangsung hingga Kamis pagi.

Setelah perdebatan sengit, Senat dan DPR (House of Representatives) menolak keberatan dari partai Republik dan mengesahkan kemenangan pasangan Biden-Harris.

USA-ELECTION/PROTESTS (ANTARA FOTO/REUTERS/Stephanie Keith/WSJ/cf)

Wakil Presiden petahana Mike Pence dalam sidang tersebut mengatakan bahwa hasil perhitungan suara elektoral yang dimenangi Biden sudah memadai untuk menyatakan Biden dan Harris sebagai presiden dan wakil presiden Amerika Serikat.

Sebenarnya sejak awal persidangan sudah tidak ada keraguan terkait siapa yang akan dikukuhkan sebagai pemenang pemilu. Namun pengukuhan tersebut tertunda oleh kerusuhan massa pendukung Trump yang menerobos masuk hingga ke ruang sidang.

Kepolisian setempat mengatakan bahwa dalam kerusuhan tersebut empat orang dinyatakan tewas, sedangkan 52 orang ditahan.

Kerusuhan di Gedung Capitol ini merupakan puncak dari ketidakpuasan Trump yang berulang kali membuat klaim tidak berdasar bahwa pemilu telah diatur untuk memenangkan Biden, dan meminta para pendukungnya sesama anggota partai Republik untuk memutarbalik hasil pemilu.

Trump terus saja membuat klaim-klaim tak berdasar bahwa dia memenangkan pemilu walau di saat yang sama juga menegaskan transfer kekuasaan yang damai.

“Meskipun saya tidak setuju dengan hasil pemilu berdasarkan fakta yang ada, namun akan ada transisi kekuasaan yang damai pada 20 Januari,” kata dia.

Meski demikian beberapa anggota penting partai Demokrat mengkritik langkah Trump yang telah memicu kerusuhan. “Tidak dapat diragukan bahwa presiden yang menggerakkan massa, dia yang memercik kerusuhan,” kata House Republican Conference Chairwoman, Liz Cheney.

Senator dari partai Republik Tom Cotton juga mendesak agar Trump menerima kekalahannya dalam pemilu dan berhenti menyesatkan warga Amerika yang dapat memicu aksi kekerasan.