Efikasi vaksin virus corona buatan Sinovac Biotech di Brasil ternyata hanya mencapai 50,4%. Angka tersebut lebih rendah dari pengumuman efikasi sebelumnya sebesar 78%.
Hal itu pun menimbulkan kekecewaan besar bagi negara tersebut. Apalagi vaksin Sinovac rencananya digunakan dalam program vaksinasi.
Beberapa ilmuwan dan pengamat mengecam pusat biomedis Butantan yang merilis sebagian data beberapa hari yang lalu. Hal itu menghasilkan ekspektasi yang tidak realistis dan menambah keraguan masyarakat terhadap vaksin Sinovac.
Terlebih lagi, vaksin asal Tiongkok telah mendapat kritik langsung dari Presiden Jair Bolsonaro. “Kami memiliki vaksin yang bagus, bukan vaksin terbaik di dunia, bukan vaksin yang ideal, ”kata ahli mikrobiologi Natalia Pasternak seperti dilansir dari Reuters pada Rabu (13/1).
Minggu lalu, para peneliti Brasil merayakan hasil uji klinik vaksin Sinovac yang menunjukkan efikasi hingga 78%. Peneliti pun berharap vaksin tersebut dapat menurunkan jumlah kasus Covid-19 dengan gejala ringan hingga berat.
Namun, hasil efikasi tersebut ternyata hanya berlaku pada kasus infeksi sangat ringan di antara pada relawan. Hal itu pun menimbulkan kekhawatiran bahwa uji coba tersebut tidak tunduk pada pengawasan publik seperti di Amerika Serikat dan Eropa.
Para peneliti di Butantan berkilah penundaan pengumuman hasil uji klinik hingga tiga kali karena adanya klausul kerahasiaan dalam kontrak dengan Sinovac. Meski begitu, Palacios dan pejabat di pemerintah negara bagian Sao Paulo, yang mendanai Butantan, menekankan bahwa vaksin Sinovca mampu memberikan pencegahan kasus baru Covid-19 dan tidak menimbulkan efek samping.
Bahkan mereka menyatakan tidak ada relawan yang dirawat di rumah sakit. Hal itu melegakan tenaga kesehatan karena rumah sakit di Brasil terus di bawah tekanan akibat kasus Covid-19 yang melonjak.
Di sisi lain, hasil efikasi vaksin tersebut lebih rendah dari negara lain. Para peneliti Turki mengatakan vaksin bernama CoronaVac itu efektif 91,25% berdasarkan analisis sementara. Sedangkan Indonesia memberikan persetujuan penggunaan darurat vaksin berdasarkan data sementara yang menunjukkan efektif 65%.
Pejabat Butantan menyebut rancangan penelitian di Brasil memang berbeda dengan negara lain. Sebab, fokus uji klinik menekankan pada petugas kesehatan garis depan selama wabah parah di Brasil dan termasuk sukarelawan lansia. Sehingga hasil efikasi di Brasil tidak dapat dibandingkan dengan uji coba atau vaksin lain.
Sejauh ini, vaksin Covid-19 Pfizer Inc bersama mitra BioNTech SE dan Moderna Inc memiliki efikasi yang cukup tinggi hingga 95%. Hal itu berdasarkan hasil uji klinik tahap akhir yang juga melibatkan lansia.
Adapun otoritas Brasil, Anvisa, menetapkan tingkat kemanjuran setidaknya 50% untuk vaksin. Secara khusus lembaga itu mendesak Butantan untuk lebih detail dalam uji klinik setelah menerima pengajuan izin penggunaan darurat pada akhir pekan lalu.
Regulator mengatakan akan bertemu pada pekan ini untuk memutuskan permintaan penggunaan darurat untuk CoronaVac dan vaksin Inggris. Pertemuan tersebut bakal menentukan program imunisasi nasional Brasil yang bergantung pada CoronaVac dan vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca Plc.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan