Selain Varian Inggris, Mutasi Covid-19 dari Afsel Muncul di Filipina

ANTARA FOTO/REUTERS/Eloisa Lopez/RWA/sa.
EloiLopez Seorang petugas kesehatan bergabung dalam protes yang menyerukan tanggapan pemerintah yang lebih baik di tengah wabah virus corona, t peringatan u tahun kasus COVID-19 pertama masuk ke Filipina, di luar rumah it pemerintah di Quezon City, Metro Manila, Filipina, Jumat (29/1/2021).
6/3/2021, 20.27 WIB

Sejumlah varian virus corona Covid-19 terus melanda wilayah Asia Tenggara dan mendekati Indonesia. Terbaru, Filipina melaporkan adanya 52 kasus baru varian corona yang berasal dari Afrika Selatan, pada Jumat (5/3).

Adapun varian baru itu merupakan bagian dari tambahan 3.040 kasus kemarin, atau tertinggi sejak 16 Oktober lalu.  Sebanyak 41 kasus varian bernama B.1.351 itu terdeteksi di Ibu Kota Filipina yakni Manila. 

Tak hanya itu, Filipina juga mencatatkan adanya 31 kasus baru dari varian virus B.1.1.7 dari Inggris. Tak hanya itu, otoritas setempat juga telah mendeteksi 42 kasus mutasi dari sampel penduduk yang pulang dari luar negeri, warga Manila, dan Filipina bagian tengah.

"Satu kasus telah pulih, sementara 51 kasus lainnya saat ini masih aktif dan sedang ditangani," demikian keterangan resmi Kementerian Kesehatan Filipina seperti dikutip pada Sabtu (6/3).

Sebelumnya Wakil Menteri Kesehatan Maria Rosario Vergeire mengatakan ada kemungkinan varian baru itu memicu kenaikan kasus belakangan ini. Namun mereka masih melakukan penelitian lebih jauh. 

Tak hanya Filipina, Malaysia telah mengumumkan penemuan varian baru virus corona B.1.525 yang merupakan mutasi virus bernama E484k. Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia, Noor Hisham Abdullah, mengatakan bahwa varian baru virus corona tersebut ditemukan pada dua orang. Keduanya melakukan perjalanan dari Dubai, Uni Emirat Arab.

Berdasarkan analisis tes Covid-19, kedua orang tersebut terdeteksi mutasi virus E484K dan rangkaian varian virus yang pertama kali terdeteksi di Inggris. Dengan temuan tersebut, Pemerintah Malaysia memutuskan mengurangi pergerakan di ibu kota Kuala Lumpur dan beberapa negara bagian mulai Jumat (3/5).

“Mutasi dengan spike protein E484K menjadi perhatian karena virus tersebut dilaporkan dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh,” kata Noor Jumat (5/3).

Sedangkan pemerintah menyatakan B.1.1.7 telah masuk RI pada Rabu (3/3) lalu. Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan mutasi virus tersebut berasal dari dua pelaku perjalanan yang tiba di Indonesia.

"Kami menemukannya dari pelaku perjalanan yang pulang dari Arab Saudi dari kegiatan surveilens genetika," ujar Nadia kepada Katadata.co.id pada Kamis (4/3).

Ahli wabah dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko berharap pemerintah semakin teliti melakukan penelusuran kontak. Hal ini untuk memastikan apakah varian baru tersebut telah masuk RI.

“Apalagi penularannya bisa (langsung) lebih banyak. Kalau sebelumnya (kelipatan) penularan satu, sekarang bisa menjadi 10,” kata Miko kepada Katadata.co.id, Sabtu (6/3).

Selain itu, munculnya varian baru bisa berdampak pada menurunnya efikasi vaksin. Namun Miko mengatakan penyesuaian jenis vaksin baru bisa berjalan setelah penelitian terhadap genetika mutasi virus tersebut selesai. “Kalau berakibat secara langsung dan respons imunitas, perlu diganti vaksinnya,” katanya.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan