Heboh Temuan Gunung Emas di Kongo yang Berujung Larangan Penambangan

123rf.com/Khoon Lay Gan
Ilustrasi tambang emas. Pemerintah Republik Demokratik Kongo awal Maret 2021 telah melarang penambangan di gunung emas Luhihi usai warga hingga tentara menambang temuan emas di wilayah tersebut.
17/3/2021, 19.49 WIB

Dunia beberapa waktu belakangan dihebohkan adanya gunung emas di Afrika, tepatnya di Republik Demokratik Kongo. Dari sejumlah pemberitaan, temuan tambang tersebut membuat lusinan warga memenuhi sebuah gunung di Luhihi, Provinsi Kivu Selatan, sisi timur negara yang dulu bernama Zaire tersebut.

Dikutip dari BBC, awalnya seorang jurnalis lepas dari Yaman bernama Ahmad Algohbary membagikan sebuah video dalam akun twitternya, Maret (3/3) lalu. Dalam video tersebut, terlihat warga berdesakan untuk menggali tanah di gunung tersebut. Tak hanya itu, ada pula video yang berisi masyarakat sekitar mengekstrasi biji emas dari tanah galian.

Buntut ramai penambangan oleh warga, otoritas setempat telah melarang penambangan dilakukan di wilayah tersebut. Penangguhan ini dilakukan demi mengidentifikasi penambang terdaftar dengan benar di institusi pemerintah.

"Tidak hanya untuk melindungi kehidupan tetapi juga untuk memastikan emas yang diproduksi sesuai dengan hukum Kongo," demikian bunyi keputusan yang dikeluarkan  Menteri Pertambangan Kivu Selatan Venant Burume Muhigirwa, 4 Maret lalu dikutip dari Reuters.

Dengan aturan itu, penambang, pedagang dan anggota angkatan bersenjata Kongo (FARDC) harus meninggalkan lokasi tambang di sekitar Luhihi sampai pemberitahuan lebih lanjut. Sedangkan aturan pertambangan di Kongo melarang FARDC ikut dalam kegiatan tambang.

Ekstrasi mineral dengan peralatan yang belum sempurna adalah hal yang umum di seluruh Republik Demokratik Kongo. Penambangan tersebut tersebar di bagian timur dan timur laut negara penghasil emas.

Sedangkan Kelompok Ahli dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun lalu melaporkan produksi emas di Kongo tidak pernah dilaporkan secara sistematis. Bahkan, berton-ton logam mulia diselundupkan ke rantai pasokan global melalui tetangga di sisi timurnya.

Para ahli memperkirakan setidaknya pada 2019, sebanyak 1,1 ton emas diselundupkan dari Provinsi Ituri di Timur Kongo. Padahal jumlah tersebut bisa memberi tambahan pajak pemerintah US$ 1,8 juta.

"Negara ini menjadi salah satu produsen emas artisanal terbesar di kawasan, namun menjadi salah satu eksportir resmi terkecil," demikian keterangan Kelompok Ahli Juni 2020 lalu.

Dikutip dari Reuters, seorang penyelundup emas mengatakan kepada Kelompok Ahli bahwa ibu kota Uganda yakni Kampala adalah pusat perdagangan utama emas dari Ituri. Selain itu emas yang diselundupkan dari Kivu Selatan dikirim ke Burundi, Rwanda, Uni Emirat Arab, dan Tanzania.

Adapun lebih dari 95 persen dari 25 ton ekspor emas dari Uganda pada 2019 bukan berasal dari negara tersebut. Meski demikian, Menteri Energi Uganda tidak menanggapi permintaan untuk mengomentari laporan tersebut.