Indonesia Kecam Kekerasan Israel ke Warga Palestina di Masjid Al Aqsa

ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/AWW/sa.
Ammar Awad Warga Palestina bereaksi ketika polisi Israel menembakkan granat setrum selama bentrokan di kompleks penampungan Masjid Al-Aq yang dikenal oleh muslim sebagai Suaka Mulia dan bagi orang Yahudi sebagai Temple Mount, di tengah ketegangan atas kemungkinan penggusuran beberapa keluarga Palestina dari rumah-rumah di wilayah yang diklaim oleh pemukim Yahudi di lingkungan Sheikh Jarrah, di Kota Tua Yeruem, Jumat (7/5/2021).
Penulis: Agustiyanti
9/5/2021, 12.57 WIB

Indonesia mengecam pengusiran paksa dan tindakan kekerasan terhadap warga sipil Palestina oleh polisi Israel di wilayah Masjid Al Aqsa. Ratusan warga Palestina luka-luka dalam bentrokan tersebut. 

“Pengusiran paksa dan tindakan kekerasan tersebut bertentangan dengan berbagai resolusi DK PBB, hukum humaniter internasional, khususnya Konvensi Jenewa IV tahun 1949, dan berpotensi menyebabkan ketegangan dan instabilitas di kawasan,” demikian keterangan Kementerian Luar Negeri dikutip dari Antara, Minggu (9/5). 

Pemerintah Indonesia pun mendesak masyarakat internasional melakukan langkah nyata untuk menghentikan langkah pengusiran paksa warga Palestina dan penggunaan kekerasan terhadap warga sipil.

Mengutip Reuters, kecaman terhadap tindakan Israel juga datang dari Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Turki. Polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat setrum ke arah pemuda Palestina yang melempar batu di masjid Al-Aqsa Yerusalem pada Jumat malam, melukai 205 warga Palestina dan 17 petugas polisi Israel. 

Bentrokan masih terjadi hingga Sabtu (8/5) melukai lebih dari 80 orang warga Palestina. Bentrokan meletus antara pengunjuk rasa Palestina dan polisi Israel di luar Kota Tua Yerusalem saat puluhan ribu jamaah Muslim di berbagai belahan dunia bersembahyang pada malam suci Islam Lailatul Qadar.

Ketegangan meningkat di kota itu sepanjang bulan suci Ramadan, di tengah meningkatnya kemarahan atas potensi pengusiran warga Palestina dari rumah-rumah mereka di Yerusalem---tanah yang diklaim oleh pemukim Yahudi.

Di Jalur Gaza Palestina, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di sepanjang perbatasan dengan Israel. Militer Israel mengatakan massa melemparkan ban dan petasan yang terbakar ke arah pasukan. Militan Gaza menembakkan setidaknya satu roket ke Israel yang mendarat di daerah terbuka, kata militer.

Israel mengatakan pihaknya meningkatkan pasukan keamanan pada  Sabtu untuk mengantisipasi konfrontasi lebih lanjut di Yerusalem, Tepi Barat yang diduduki dan Gaza setelah bentrokan sengit meletus malam sebelumnya di Masjid Al-Aqsa.

Selain itu, bentrokan meletus setiap malam di Sheikh Jarrah Yerusalem Timur, lingkungan tempat banyak keluarga Palestina menghadapi pengusiran dalam kasus hukum yang sudah berjalan lama.

"Arab Saudi menolak rencana dan tindakan Israel untuk mengusir puluhan warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem dan memaksakan kedaulatan Israel atas mereka," kata Kementerian Luar Negeri kerajaan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan pada Al Arabiya milik Saudi.

Uni Emirat Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel tahun lalu, juga mengutuk keras bentrokan dan potensi penggusuran, dalam pernyataan Menteri Luar Negeri UEA Khalifa al-Marar. UEA mendesak otoritas Israel untuk mengurangi ketegangan.

Sementara itu, Presiden Turki Tayyip Erdogan menyebut Israel sebagai "negara teror" sebagai respons atas bentrokan yang melukai ratusan warga Palestina. 

Dia mengatakan bahwa Ankara telah meluncurkan inisiatif untuk memobilisasi lembaga internasional. Berbicara di sebuah acara di Istanbul, Erdogan meminta semua negara Muslim dan komunitas internasional untuk mengambil langkah "efektif" terhadap Israel, menambahkan bahwa mereka yang tetap diam adalah pihak yang juga melakukan kekejaman.

"Israel yang kejam, negara teror Israel tanpa ampun dan tidak etis menyerang Muslim di Yerusalem," kata Erdogan.

Dia menambahkan bahwa Turki segera meluncurkan inisiatif yang diperlukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi untuk Kerja Sama Islam, dan semua lembaga terkait mengambil tindakan.