Rekor Harian 4.205 Meninggal Corona di India, Bisa 10 Kali Lebih Besar
Kematian akibat virus corona di India menyentuh rekor baru, 4.205 dalam sehari. Ahli menduga, jumlah kasus hingga korban meninggal dunia bisa 10 kali lebih tinggi dari yang disampaikan oleh pemerintah.
Berdasarkan data Worldometers, kasus positif Covid-19 di Negeri Bollywood 23,34 juta per hari ini (12/5). Sedangkan kasus aktif 3,7 juta.
Sebanyak 254 ribu pasien meninggal dunia akibat virus corona. Meski angka kasus dan jumlah kematian tinggi, “masih terlalu dini untuk mengatakan apakah kami telah mencapai puncak (pandemi),” kata ahli virus di India Shahid Jameel kepada surat kabar Indian Express, dikutip dari Reuters, Rabu (12/5).
Bahkan, para ahli yang tidak disebutkan nama dan institusinya menduga bahwa angka kasus positif corona hingga kematian di India, lima hingga 10 kali lebih tinggi dari yang disampaikan oleh pemerintah.
Namun mereka tidak menjelaskan alasan di balik dugaan tersebut.
Sedangkan Shahid memperkirakan, penambahan kasus Covid-19 di India sekitar 400 ribu per hari. "Ada beberapa indikasi kasus yang mereda,” ujar dia.
India, dengan populasi 1,4 miliar orang, saat ini menyumbang satu dari tiga kematian yang dilaporkan akibat virus corona di seluruh dunia, menurut penghitungan Reuters. Rumah sakit dan staf medis pun kewalahan. Kamar mayat, krematorium, obat-obatan dan oksigen medis tidak mencukupi.
Dalam laporan yang dirilis Rabu (12/5), Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan bahwa varian B.1.617 yang menyebar di India, terdeteksi di setidaknya 44 negara. Varian ini diklasifikasikan sebagai ‘yang sangat mengkhawatirkan’, sehingga membutuhkan pelacakan dan analisis yang lebih tinggi.
B.1.617 merupakan hasil dari triple mutasi atau mutasi tiga strain virus corona yang berbeda. Mutasi ini ditemukan di negara bagian seperti West Bengal, Maharashtra, dan Delhi.
WHO memberi label varian of concern untuk B.1.617, yang artinya virus ini lebih menular dan mematikan, serta resisten terhadap vaksin dan perawatan. “Meskipun ada peningkatan penularan yang ditunjukkan oleh studi terdahulu, kami tetap memerlukan lebih banyak informasi tentang varian virus ini,” kata Kepala Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove saat konferensi pers, Senin (10/5).