Jelang Olimpiade, Jepang Kebut Vaksinasi Covid-19

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pras.
Pelari Indonesia Lalu Muhammad Zohri (kiri) berlatih di Stadion Madya, Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (21/5/2021). Latihan tersebut sebagai persiapan untuk ajang Olimpiade Tokyo 2020 yang berlangsung 23 Juli hingga 8 Agustus 2021 mendatang.
Penulis: Pingit Aria
24/5/2021, 14.57 WIB

Olimpiade Tokyo akan digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021. Meski saat ini masih berstatus darurat Covid-19, Jepang membuka opsi untuk memperbolehkan penonton untuk menyaksikan pertandingan secara langsung.

Namun, pemerintah akan membatasi jumlah penonton, sehingga stadion tidak akan terlalu penuh. "Kami akan mengizinkan penonton untuk menyaksikan pertandingan secara langsung. Masalahnya sekarang adalah berapa banyak yang akan kami izinkan," kata seorang pejabat yang memiliki peran sentral dalam penyelenggaraan Olimpiade, dikutip dari Kyodo, Senin (24/5).

Sementara itu, Jepang juga berupaya menggelar vaksinasi Covid-19 secara besar-besaran untuk melindungi warganya, terutama yang berusia lanjut, saat gelaran Olimpiade. Pusat-pusat vaksinasi di Tokyo dan Osaka kini telah menyuntik ribuan dosis vaksin Covid-19 setiap hari.

Bertempat di sebuah gedung yang biasanya digunakan untuk administrasi pajak, fasilitas vaksinasi Tokyo akan beroperasi 12 jam sehari untuk memberikan suntikan vaksin kepada sekitar 10.000 orang setiap hari selama tiga bulan ke depan.

Sementara fasilitas vaksinasi di Osaka, kota metropolis barat Jepang, akan memberikan sekitar 5.000 suntikan vaksin dalam sehari. Fasilitas vaksinasi massal juga direncanakan untuk Nagoya, Kobe, dan kota-kota besar lainnya.

Sementara itu, warga Jepang rupanya tak terlalu antusias untuk menggelar Olimpiade di tengah pandemi Covid-19. Simak Databoks berikut: 

Perdana Menteri Yoshihide Suga bulan lalu memerintahkan Kementerian Pertahanan mendirikan pusat-pusat untuk mempercepat program vaksinasi Covid-19 di Jepang.

Gelombang infeksi keempat di Jepang telah membuat pihak berwenang memberlakukan status keadaan darurat yang mencakup sebagian besar wilayah negara itu, termasuk Tokyo. Gelombang infeksi baru itu telah meningkatkan kekhawatiran tentang keputusan untuk melanjutkan Olimpiade Tokyo yang akan dimulai pada 23 Juli.

Status keadaan darurat akan berakhir pada 31 Mei, tetapi pemerintah berencana untuk memperpanjangnya hingga 20 Juni, demikian diberitakan oleh surat kabar Yomiuri.

Saat ini, baru 4,4% dari 125 juta penduduk Jepang yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid, menurut pelacak global Reuters. Angka itu merupakan tingkat imunisasi paling lambat di antara negara-negara kaya di dunia.

Vaksinasi Covid-19 di Jepang sempat berjalan lambat karena kurangnya pasokan impor vaksin Pfizer. Namun, bahkan ketika pasokan meningkat, vaksinasi masih berjalan lambat karena kekurangan juru vaksin, kendala logistik dan kegagalan fungsi dalam sistem reservasi.

Pusat vaksinasi massal untuk lansia di Jepang kini juga akan menggunakan vaksin Moderna Inc yang telah disetujui pemerintah pada Jumat (21/5).

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi