Kasus Covid-19 Meningkat, Jepang Akan Perpanjang Pembatasan

ANTARA FOTO/REUTERS/Carl Court/Pool /hp/cf
Seorang perempuan tiba untuk menerima vaksin penyakit virus korona (COVID-19) Moderna di pusat vaksinasi masal yang baru dibuka di Tokyo, Jepang, Senin (24/5/2021).
2/7/2021, 12.53 WIB

Jepang kemungkinan akan memperpanjang langkah-langkah pembatasan masyarakat demi mencegah penularan Covid-19 di wilayah Tokyo yang lebih luas, setidaknya dalam dua pekan. Empat sumber pemerintah Jepang mengatakan pada Kamis 1 Juli 2021 ketika jumlah infeksi virus corona meningkat kurang dari sebulan sebelum Olimpiade dimulai.

Melansir Reuters, ibu kota Jepang dan tiga prefektur tetangga dan sejumlah daerah-daerah berada di bawah keadaan ‘darurat semu’ hingga 11 Juli. Namun, meningkatnya kasus Covid-19 baru-baru ini membuat para pejabat cenderung mempertahankan pembatasan.

Langkah perpanjangan pembatasan ini dinilai dapat mempengaruhi jumlah penonton yang diperbolehkan masuk ke lokasi pertandingan olimpiade. “Upaya pemerintah untuk dapat memulihkan keadaan darurat penuh untuk Tokyo, bergantung pada tingkat kesiapan sistem medis,” kata sumber tersebut dikutip dari Reuters pada Jumat (2/7).

Keputusan akhir untuk memperpanjang pembatasan diperkirakan akan diambil pada 8 Juli mendatang. Jadwal yang bertepatan dengan rencana kedatangan Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach ke Jepang.

Gelaran pertandingan olah raga dunia, Olimpiade, rencananya akan dimulai pada 23 Juli. Namun, hingga kini banyak orang di Jepang yang tetap menentang mengadakan acara tersebut. Para ahli medis telah memperingatkan acara ini dapat melepaskan gelombang infeksi lain di Jepang.

Meski begitu, Jepang tercatat tidak masuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Ini terlihat dalam Databoks berikut:

Olimpiade Digelar Tanpa Penonton

Perdana Menteri Jepang mengatakan ada kemungkinan Olimpiade Tokyo akan diselenggarakan tanpa penonton. Pernyataan ini muncul setelah Samoa menarik mundur tim angkat besinya dari acara olahraga global tersebut.

Presiden Komite Olimpiade Patrick Fepuleai mengatakan sebelas atlet Samoa telah lolos ke Olimpiade. Namun, tiga di antaranya, yaitu para atlet angkat besi, telah dilarang menghadiri acara yang akan dimulai akhir bulan ini.

"Kami masih dalam keadaan darurat, kami dalam kondisi lockdown," kata Patrick dikutip dari Reuters pada Jumat (2/7).

Kecewa dengan berita itu, bos angkat besi Samoa, Tuaopepe Jerry Wallwork, mengatakan akan ada dampak besar pada para atlet yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mempersiapkan keikutsertaan dalam olimpiade.

Menurut para profesional medis lainnya, menyelenggarakn Olimpiade tanpa penonton akan menjadi salah satu cara untuk mengurangi risiko infeksi.

"Saya telah dengan jelas menyatakan bahwa tidak ada penonton adalah salah satu kemungkinan," kata Perdana Menteri Yoshihide Suga dikutip dari Reuters, Jumat (2/7).

Pernyataan tersebut muncul setelah pemimpin koalisi junior mengatakan bahwa penyelenggara harus mempertimbangkan untuk mengadakan Olimpiade tanpa penonton.

"Saya harap mereka membuat keputusan tepat waktu, dan mempertimbangkan kemungkinan untuk tidak mengizinkan penonton," kata Natsuo Yamaguchi, ketua Komeito, mitra kolaisi junior Partai Demokrat Liberal (LDP).

Pada Kamis (1/7), kasus Covid-19 harian di Jepang mencapai 673 kasus. Turun sedikit dari hari sebelumnya 714 kasus, yang merupakan rekor tertinggi dalam lebih dari sebulan.