Dikecam WHO karena Booster, AS Dongkrak Produksi Vaksin Virus Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/Patrick Semansky/Pool /hp/cf
Penasihat kesehatan Presiden AS Joe Biden, Dr. Anthony Fauci, menyatakan bahwa negaranya akan meningkatkan kapasitas produksi vaksin virus corona, untuk meningkatkan akses negara lain sekaligus memberikan suntikan booster kepada warga AS.
Penulis: Happy Fajrian
20/8/2021, 08.24 WIB

Amerika Serikat (AS) akan meningkatkan produksi vaksin virus corona (Covid-19) untuk meningkatkan pasokan ke negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah di dunia sekaligus menjalankan program suntikan penguat (booster) kepada warganya.

“Saat ini kami tengah berjuang untuk meningkatkan kapasitas (produksi) agar kami bisa mendonasikan ratusan juta dosis vaksin Covid-19 kepada negara berpenghasilan rendah dan menengah,” kata penasihat kesehatan Presiden Joe Biden, Dr. Anthony Fauci, seperti dikutip CNBC, Jumat (2/8).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengecam keputusan negara-negara kaya, termasuk AS, untuk memberikan suntikan penguat atau booster vaksin Covid-19 kepada warganya yang sudah divaksinasi penuh, sementara jutaan orang di negara lain tak memiliki akses.

Direktur program kesehatan darurat WHO, Dr. Mike Ryan mengatakan bahwa keputusan negara kaya menyuntikkan booster seperti memberikan jaket pelampung ekstra kepada mereka yang telah mendapatkannya, dan membiarkan orang lain tenggelam.

Sementara Direktur Afrika WHO Dr. Matshidiso Moeti menyebut keputusan negara-negara kaya memberikan suntikan penguat sebagai penghinaan terhadap kesetaraan vaksin dunia.

Fauci mengklaim bahwa AS telah menyumbangkan lebih dari 120 juta dosis vaksin Covid-19 ke 80 negara dan mendonasikan sumber daya senilai US$ 4 miliar untuk program berbagi vaksin COVAX yang diinisiasi oleh WHO.

“Kami melakukan keduanya, mendistribusikan booster dan menolong negara lain. Kami sangat sensitif terhadap kebutuhan negara berkembang yang membutuhkan pasokan, tapi kami yakin kami bisa melakukan keduanya,” kata Fauci.

Simak kapasitas produksi vaksin Covid-19 dunia pada databoks berikut:

Menurut dia, kekhawatiran tentang varian Delta membebani benak warga AS karena sistem kesehatan yang sudah kewalahan menangani peningkatan pasien Covid-19 di beberapa negara bagian. Hal itu dapat dihindari jika semakin banyak orang yang divaksin.

Namun saat ini ada sekitar 90 juta warga AS yang telah memenuhi syarat untuk vaksin namun belum juga mendapatkannya. Pasalnya akan sulit untuk memprediksi kapan wabah Delta saat ini akan memuncak.

Begitu infeksi Delta melambat, Covid-19 bisa menjadi penyakit endemik yang tetap ada di populasi pada tingkat rendah, seperti flu, meski jauh lebih mematikan.

“Saya ragu Covid-19 akan membutuhkan penguat berulang untuk mempertahankan tingkat perlindungan yang tinggi seperti flu, yang membutuhkan suntikan tahunan. Saya pikir tembakan ketiga ini sudah sangat meningkatkan perlindungan,” kata Fauci.