IMF Soroti Ketidakadilan Vaksinasi Global Terhadap Negara Miskin

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Ilustrasi. IMF meminta produsen vaksin untuk memprioritaskan dan memenuhi kontrak pengiriman vaksin ke fasilitas vaksin yang dibuat WHO yakni COVAX dan African Vaccine Acquisition Trust (AVAT).
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
30/8/2021, 12.01 WIB

Dana Moneter Internasional (IMF) menilai vaksinasi global saat ini berjalan tidak adil bagi negara penghasilan rendah. Negara-negara yang mayoritas berada di Afrika ini akan menghadapi tingkat vaksinasi paling lambat dibandingkan negara-negara lainnya.

"Negara-negara berpenghasilan rendah yang sebagian besar berada di Afrika, tidak dapat mengakses vaksin yang cukup untuk memenuhi tujuan global yang mencakup 10% penduduk seluruh dunia pada September dan 40% pada akhir 2021. Apalagi, mencapai tujuan Uni Afrika 70% pada 2022," demikian tertulis dalam keterangan resmi IMF, Jumat (27/8).

Program vaksinasi Covid-19 global berkembang dengan dua kecepatan yang berbeda. Tingkat vaksinasi di negara penghasilan rendah hingga saat ini masih kurang dari 2% orang dewasa. Kondisi ini jauh dibandingkan dengan hampir 50% orang dewasa di negara berpenghasilan tinggi.

Ketimpangan akses vaksinasi mendorong tidakmeratanya proses pemulihan dan tingkat keparahan yang dialami negara-negara dunia akibat Covid-19. Analisis IMF menunjukkan negara berpenghasilan rendah membutuhkan hampir US$ 200 miliar biaya untuk mengatasi pandemi dan tambahan US$ 250 miliar untuk bisa kembali ke level sebelum pandemi.

Kebutuhan atas biaya pemulihan yang besar tidak diimbangi prospek pemulihan ekonomi yang menjanjikan. Dalam rilis IMF bulan lalu, negara penghasilan rendah diperkirakan hanya akan tumbuh rata-rata 3,9%, turun dari perkiraan sebelumnya 4,3%. Pertumbuhan ini jauh di bawah prospek ekonomi negara maju yang akan tumbuh 5,6% tahun ini.

IMF meminta produsen vaksin untuk memprioritaskan dan memenuhi kontrak pengiriman vaksin ke fasilitas vaksin yang dibuat WHO yakni COVAX dan African Vaccine Acquisition Trust (AVAT). Produsen vaksin diharapkan dapat mendistribusikan vaksin dengan perkiraan pasokan yang jelas dan teratur, termasuk meminta kerjasama negara-negara maju yang sudah mencapai vaksinasi lebih cepat.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said