Karena terus mengalami kekurangan pegawai, sebuah gerai McDonald's di Oregon, Amerika Serikat berniat mempekerjakan pekerja di bawah umur. Gerai tersebut sudah memasang spanduk bertuliskan “Sekarang Mempekerjakan (anak usia) 14 dan 15 tahun”. Spanduk ini kemudian memicu kontroversi.
Dilansir dari USA Today, industri makanan cepat saji telah lama mengandalkan pekerja remaja terutama yang berusia 16 tahun ke atas. Namun, gerai di Medford, Oregon ini memasang spanduk besar untuk beriklan langsung kepada calon pekerja remaja yang bahkan lebih muda.
Sebagai informasi, dilansir dari Marketwatch, di Oregon, siapa pun yang berusia 14 dan 15 tahun dapat bekerja secara legal, tetapi tidak dapat bekerja selama jam sekolah. Mereka juga hanya diperbolehkan bekerja tiga jam pada hari sekolah dan tidak boleh melebihi total 23 jam dalam seminggu sekolah, menurut departemen tenaga kerja AS.
Pemilik gerai tersebut, Heather Coleman, mengaku pihaknya baru pernah menghadapi krisis kepegawaian yang seburuk tahun ini, bahkan menurutnya menjadi yang terburuk selama empat dekade keluarganya mengoperasikan waralaba McDonald's.
Coleman mengakui langkahnya mempekerjakan karyawan berusia 14-15 tahun bisa menimbulkan kontroversi. Namun, begitu manajemen membuka lamaran bagi remaja yang lebih muda, dalam dua minggu sebanyak 25 lamaran sudah mendatangi gerai yang identik dengan hurup M itu.
“Selalu ada masalah kepegawaian, tetapi ini tidak pernah terdengar. Pekerja berusia 14 tahun dan 15 tahun telah menjadi berkah tersembunyi. Mereka memiliki semangat dan etos kerja. Mereka menguasai teknologi dan menangkap dengan sangat cepat," kata Coleman dikutip dari USA Today, Jumat (3/9).
Coleman mengatakan, dia telah mencoba segala hal untuk mempertahankan bisnisnya. Bisnis makanan cepat saji di AS terpaksa menutup lobi dan ruang makan mereka dan hanya melayani drive-thru jika mengalami kekurangan pegawai.
Langkah McDonald's Oregon ini tampaknya menandakan tren yang berkembang di seluruh negeri Paman Sam tersebut. Sebelumnya, pada awal tahun 2021, gerai Burger King di Ohio memamerkan tanda di restorannya yang menjadi viral dan sangat mirip dengan spanduk McDonald's di Oregon. Bunyinya: "Apakah Anda memiliki anak berusia 14 atau 15 tahun? Apakah mereka membutuhkan pekerjaan? Kami akan mempekerjakan mereka!"
Setiap negara bagian AS, yang berjumlah 50, menganut undang-undang pekerja anak yang berbeda. Namun, Departemen Tenaga Kerja AS menegaskan bahwa usia 14 tahun sebagai usia minimum untuk pekerjaan nonpertanian. Jam kerja pekerja remaja muda juga dipantau dan ditentukan oleh hukum, berbeda-beda di setiap negara bagian. Anak di bawah umur berhak atas pembayaran upah minimum.
Kekurangan tenaga kerja di AS telah menjadi masalah besar sejak awal pandemi Covid-19, karena jutaan orang yang memiliki pekerjaan sebelum pandemi masih belum kembali bekerja.
Reuters, merujuk pada data ADP National Employment, melaporkan sebanyak 374 ribu orang dipekerjakan pengusaha swasta di Amerika Serikat (AS) pada bulan Agustus. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yakni 613 ribu. Di bulan Juli, sebanyak 326 ribu orang dipekerjakan pengusaha swasta AS.
Semakin meluasnya penyebaran varian Delta serta gangguan pada mata rantai di beberapa sektor seperti otomotif menjadi penyebabnya. Laporan ADP merupakan laporan awal sebelum pemerintah secara resmi mengumumkan data pekerjaan untuk Agustus pada Jumat ini.
Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, bisnis industri jasa sangat terpukul oleh adanya pandemi Covid-19. Pasalnya, ada lebih dari 1,3 juta pekerjaan yang tidak terisi di restoran dan hotel pada akhir Mei, kira-kira dua kali lipat dari Mei 2020.
Kekurangan tenaga kerja untuk pekerjaan semacam itu dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti kurang besarnya upah, ketakutan akan Covid-19, ketidakpastian pengasuhan anak, dan tunjangan pengangguran federal yang substansial.