Efek Pelonggaran, Kasus Covid-19 di Singapura Rekor Tertinggi Setahun

ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su/hp/cf
Para pelanggan mengantri untuk potong rambut di luar sebuah salon tata rambut saat mereka membuka kembali usaha mereka di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Singapura, Selasa (12/5/2020).
Penulis: Yuliawati
8/9/2021, 11.01 WIB

Singapura mencatat rekor tertinggi kasus positif Covid-19 sejak satu tahun terakhir. Kementerian Kesehatan Singapura mencatat 332 orang yang terinfeksi terdiri dari 328 orang lokal dan empat dari luar negeri pada Selasa (7/9).

Dari 332 orang yang terinfeksi, Kementerian Kesehatan mengatakan 91 kasus terkait dengan kontak erat dan telah ditempatkan di karantina. Adapun 185 kasus tak terkait dengan kasus lama. Ada empat kasus impor yang kini menjalani karantina setelah tiba di bandara Singapura.
 
Selama dua pekan terakhir, pertambahan kasus baru di Singapura tersebut lebih dari 100 orang tiap harinya. Penambahan kasus ini seiring pelonggaran dari berbagai kegiatan publik secara bertahap.

Dikutip dari Reuters, Menteri keuangan dan ketua bersama gugus tugas virus corona negara itu, Lawrence Wong, mengatakan Singapura dapat menerapkan kembali pembatasan Covid-19 jika jumlah kasus parah meningkat tajam.

Sejak awal pandemi, rekor kasus Covid-19 tertinggi di Singapura yakni 904 orang pada awal Agustus 2020. Sejak awal pandemi, sebanyak 69.233 orang Singapura terinfeksi Covid-19. Virus ini menyebabkan 55 kematian.

Singapura telah sepenuhnya memvaksinasi lebih dari 80% dari 5,7 juta penduduknya terhadap virus corona pada Senin. Jumlah ini merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Sejak Agustus Singapura mulai melonggarkan pembatasan dan berencana membuka kembali berbagai kegiatan di negaranya. Mereka bersiap hidup berdampingan dengan Covid-19 layaknya penyakit umum seperti influenza. Langkah ini diambil seiring tercapainya program vaksinasi kepada 80% penduduk.

Pemerintah Singapura melonggarkan pembatasan seperti perjalanan, pertemuan sosial, acara massal dan makan di tempat sejak September.   Singapura juga akan memudahkan akses masuk bagi warga negara asing serta wisatawan yang telah divaksinasi.

Dilansir dari Nikkei Asia, pertemuan sosial juga akan dilonggarkan yang sebelumnya dibatasi dua orang menjadi lima orang. Acara massal seperti pertunjukan langsung akan diizinkan untuk menerima hingga 500 peserta, asalkan semuanya divaksinasi. Jumlah ini akan dinaikkan menjadi 1.000 peserta jika persentase vaksinasi meningkat.

Singapura mengambil langkah pelonggaran untuk menerapkan hidup berdampingan dengan virus corona, dengan menganggap Covid-19 serupa dengan penyakit umum lainnya di antaranya influenza. Namun, pakar kesehatan kepada Reuters menyebutkan konsekwensi dari kebijakan ini kemungkinan meningkatnya ratusan kematian setiap tahun akibat endemik Covid-19.

"Walaupun tampaknya mengejutkan, tapi hal ini layak dilakukan sebagai upaya pencegahan setara dengan influenza, yang hampir tidak dipedulikan masyarakat," kata pakar pemodelan penyakit menular di National Universitas Singapura (NUS), Alex Cook, dikutip dari Reuters.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan