Covid Diramal Menetap, Moderna Siapkan Vaksin untuk Suntikan Tahunan

ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz/Pool/foc/cf
Pegawai layanan kesehatan memperlihatkan vaksin penyakit virus corona Moderna di Northwell Health's Long Island Jewish Valley Stream Hospital di New York, Amerika Serikat, Senin (21/12/2020).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
10/9/2021, 11.10 WIB

Moderna Inc sedang mengembangkan vaksin tunggal yang menggabungkan booster melawan Covid-19 dengan suntikan flu dalam satu dosis. Pengembangan vaksin seiring pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang menyatakan Covid-19 kemungkinan akan selamanya tinggal bersama.

Moderna mengatakan pengembangan akan menambahkan vaksin untuk virus pernapasan (RSV) dan penyakit pernapasan lainnya sebagai suntikan tahunan.

"Kami percaya ini adalah peluang yang sangat besar di depan kami, jika kami dapat menghasilkan vaksin efikasi tinggi sebagai booster tahunan," kata Chief Executive Officer Moderna Stéphane Bancel dikutip dari Reuters, Kamis (9/9).

Moderna sudah memiliki beberapa kandidat vaksin influenza dalam pengembangannya. Saat ini, perusahaan sedang melakukan uji klinis untuk vaksin RSV pada orang dewasa yang lebih tua.

Analis dan investor layanan kesehatan memperkirakan Moderna, Pfizer Inc, dan mitra vaksin Jerman BioNTech SE akan meraup miliaran dolar dari vaksin booster Covid-19. Adapun, pengembangan kombinasi vaksin ini diperkirakan bakal meningkatkan keuntungan perusahaan. Reuters pun mencatat, saham Moderna naik 6,2% pada Kamis (9/9).

Analis Oppenheimer & Co Hartaj Singh mengatakan informasi uji klinis vaksin kombinasi memberikan kejutan positif bagi investor. "Namun setelah pandemi berakhir, berapa total penjualan vaksin dan seberapa besar Moderna bisa memperluas pasar itu," kata Singh.



Produsen vaksin corona Novavax Inc pada hari Rabu (8/9) mengatakan pihaknya juga memulai studi tahap awal untuk menguji kombinasi vaksin flu dan vaksin Covid-19.

Uji coba akan dilakukan dengan melibatkan 640 orang dewasa sehat berusia antara 50 dan 70 tahun. Mereka sebelumnya telah terinfeksi virus corona atau diberi vaksin Covid-19 resmi setidaknya delapan minggu sebelum penelitian.

Virus Covid-19 akan Terus Bermutasi

Pakar WHO menikai virus Covid-19 akan menetap karena terus bermutasi di negara-negara yang tidak divaksinasi di seluruh dunia. Sehingga makin berkurang harapan untuk memberantasnya.

“Saya pikir virus ini ada di sini untuk tinggal bersama kita dan akan berkembang seperti virus pandemi influenza, itu akan berkembang menjadi salah satu virus lain yang mempengaruhi kita,” kata direktur eksekutif Program Darurat Kesehatan WHO, Mike Ryan, dikutip dari CNBC International.

Pejabat di badan kesehatan global itu sebelumnya mengatakan vaksin tidak menjamin dunia akan membasmi Covid-19 seperti virus lainnya. Beberapa pakar kesehatan terkemuka, termasuk kepala penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci dan Stephane Bancel, CEO pembuat vaksin Covid Moderna, telah memperingatkan bahwa dunia harus hidup dengan Covid selamanya, seperti halnya influenza.

"Orang-orang mengatakan kami akan menghilangkan atau membasmi virus," kata Ryan. "Tidak, kami tidak, sangat, sangat tidak mungkin."

Jika dunia mengambil langkah awal untuk menghentikan penyebaran virus, situasi hari ini bisa sangat berbeda, kata pejabat WHO. “Kami memiliki peluang di awal pandemi ini,” Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, mengatakan Selasa. “Pandemi ini tidak perlu seburuk ini.”

Reporter: Rizky Alika

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan