Krisis Energi, Cina Minta BUMN Jaga Pasokan Energi di Musim Dingin

ANTARA FOTO/M. Irfan Ilmie/HP.
Seorang petugas keamanan bersiaga di depan Balai Agung Rakyat, Beijing, pada pembukaan Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC), Kamis (4/3/2021), atau sehari sebelum berlangsungnya Sidang Kongres Rakyat Nasional (NPC) yang dijadwalkan dibuka oleh Presiden Xi Jinping pada Jumat (5/3). Pemerintah Cina meminta kepada BUMN di sektor energi untuk mengamankan pasokan.
1/10/2021, 08.27 WIB

Pemerintah pusat Cina memerintahkan perusahaan milik negara mereka yang bergerak di sektor batu bara, listrik, dan minyak mengamankan pasokan untuk musim dingin dengan segala cara.

Langkah ini diambil untuk mengantisipasi  kelangkaan energi di musim dingin seperti yang tengah mereka alami saat ini.

Dilansir dari Bloomberg, perintah itu datang langsung dari Wakil Perdana Menteri China Han Zheng, yang mengawasi sektor energi negara dan produksi industri.

Dia menyampaikannya dalam pertemuan darurat dengan pejabat dari badan pengatur aset milik negara dan badan perencanaan ekonomi pada awal pekan ini. Menurutnya, pemadaman listrik tidak akan ditoleransi.

Pertemuan darurat itu menggarisbawahi situasi kritis di Cina. Krisis energi yang parah telah mencengkeram Tiongkok sehingga beberapa daerah harus membatasi aliran listrik ke sektor industri. Sejumlah wilayah perumahan juga menghadapi pemadaman mendadak.

 Sementara itu, kepala analis komoditas di SEB, Bjarne Schieldrop, mengatakan bahwa pihaknya siap mengikuti aturan dari pemerintah pusat.

“Pernyataan Cina bagi saya menyiratkan bahwa kita sama sekali tidak mendekati keadaan yang semakin baik. Sebaliknya, sepertinya itu akan menjadi lebih gila,” Bjarne dikutip dari Bloomberg, Jumat (1/10).

Sebagai tanda betapa khawatirnya para pejabat Cina, Perdana Menteri Li Keqiang telah berjanji akan melakukan segala upaya untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Cina akan memastikan kebutuhan hidup dasar terpenuhi serta akan menjaga industri dan rantai pasokan stabil.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi