Krisis Energi Kini Ancam Jepang, Harga Listrik Naik Tertinggi 9 Bulan

ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/nz/cf
Krisis energi mulai mengancam Jepang seiring naiknya harga listrik ke level tertinggi dalam sembilan bulan.
Penulis: Happy Fajrian
12/10/2021, 19.17 WIB

Krisis energi global semakin meluas. Kini sinyal krisis tersebut mulai muncul di Jepang seiring naiknya harga listrik di negara itu ke level tertingginya dalam sembilan bulan terakhir.

Naiknya harga listrik di Negeri Sakura didorong lonjakan harga minyak, gas alam, dan batu bara dunia yang mulai mengganggu pasar energi negara itu, yang bernilai lebih dari US$ 150 miliar atau lebih dari Rp 2.100 triliun.

Lonjakan harga energi dunia dipicu oleh meningkatnya permintaan seiring pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19 yang semakin cepat namun tidak didukung oleh pulihnya produksi energi yang sempat turun imbas pandemi tersebut.

Jepang hanya mengimpor energi dalam kuantitas kecil, namun harga minyak, gas, dan batu bara yang tinggi telah menyebabkan inflasi tertinggi dalam 13 tahun terakhir. Naiknya harga minyak mendorong naiknya biaya minyak dan batu bara sebesar 32,4% pada bulan September. Simak databoks berikut:

Kenaikan harga listrik juga menghidupkan kembali kenangan musim dingin lalu ketika harga mencapai rekor tertinggi dan jaringan listrik Jepang hampir gagal dalam krisis energi terburuk bagi negara itu sejak bencana Fukushima.

Pada hari Selasa, harga spot untuk pengiriman listrik di jam sibuk mencapai 50 yen (44 sen dolar) per kilowatt hour (kWh), hanya sedikit di bawah 50,01 yen/kWh, yang dicapai sehari sebelumnya, yang merupakan level tertinggi sejak awal tahun ini.

“Kami melihat pembangkit termal ditawarkan ke pasar dengan harga yang semakin tinggi untuk menghemat bahan bakar untuk musim dingin,” kata seorang pelaku pasar, seperti dikutip Reuters, Selasa (12/10).

Seperti musim dingin yang lalu, kenaikan biaya untuk LNG dan batu bara mendorong kenaikan harga dan dengan musim dingin yang hanya beberapa minggu lagi, perusahaan besar Jepang telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah krisis serupa.

“Persediaan LNG telah ditambah dan sekarang di atas 2,4 juta ton, sekitar 600.000 ton lebih tinggi dari rata-rata empat tahun untuk tahun ini,” tulis pernyataan Kementerian Industri Jepang.

Itu mewakili sekitar 12 hari pasokan berdasarkan impor tahun lalu sebesar 74,4 juta ton LNG. “Jepang belajar dari pemadaman listrik tahun lalu dan mulai menimbun cukup awal untuk musim dingin ini,” kata seorang pedagang LNG.