Masjidil Haram Hilangkan Aturan Jaga Jarak, Saf Salat Kembali Rapat

ANTARA FOTO/REUTERS/Saudi Ministry of Media/Handout /pras/dj
Ilustrasi. Orang-orang mulai melaksanakan salat berdampingan dan membuat saf lurus untuk pertama kalinya di Majidil Haram, Makkah sejak pandemi dimulai tahun lalu.
18/10/2021, 08.10 WIB

Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi kembali beroperasi dengan kapasitas penuh pada Minggu (17/10). Penghapusan aturan jaga jarak membuat jamaah melaksanakan salat dengan saf rapat untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 melanda.

Para pekerja menghapus tanda-tanda lantai yang memandu orang-orang untuk menjaga jarak sosial di dalam dan di sekitar Masjidil Haram, yang dibangun di sekitar Ka'bah.

“Ini sejalan dengan keputusan untuk melonggarkan tindakan pencegahan dan mengizinkan jamaah dan pengunjung Masjidil Haram dengan kapasitas penuh,” lapor kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA), dikutip dari Channel News Asia, Senin (18/10).

Kemarin (17/10), orang-orang mulai melaksanakan salat berdampingan dan membuat saf lurus untuk pertama kalinya sejak pandemi dimulai tahun lalu. Meski aturan menjaga jarak telah dihapus, orang-orang yang akan menunaikan sholat atau mengunjungi Masjidil Haram diwajibkan sudah divaksinasi lengkap dan selalu menggunakan masker ketika berada di dalam masjid. Selain itu, Ka'bah juga masih tertutup untuk saat ini.

Arab Saudi mengumumkan pada Agustus lalu, akan mulai menerima jamaah umrah dari luar negaranya. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi, yakni seluruh calon jamaah umrah sudah divaksinasi dosis lengkap. 

Otoritas Arab Saudi mengatakan, umrah bisa dilakukan kapan saja dan biasanya menarik jutaan orang dari seluruh dunia, seperti ibadah haji yang dilakukan dalam bulan tertentu. Pada Juli, hanya sekitar 60.000 penduduk yang sudah divaksin yang diizinkan untuk ikut dalam pelaksanaan ibadah haji. 

Pandemi Covid-19 sangat mengganggu aktivitas ziarah umat muslim, yang biasanya merupakan penghasil pendapatan utama bagi kerajaan Arab Saudi. Negara ini menghasilkan sekitar US$ 12 miliar atau setara dengan Rp 168,7 triliun per tahun dari aktivitas umrah dan haji. 

Menjadi tuan rumah ziarah adalah masalah prestise bagi penguasa Saudi,  yang merupakan sumber legitimasi politik mereka paling kuat. Kerajaan yang dulu tertutup itu mulai mengeluarkan visa turis yang mengizinkan pengunjung asing untuk melakukan lebih dari sekadar ziarah untuk pertama kalinya pada 2019 sebagai bagian dari dorongan untuk mengubah citra globalnya dan mendiversifikasi pendapatan.

Pada September 2019 hingga Maret 2020, sekitar 400.000 visa turis di antaranya dikembalikan lantaran adanya pandemi yang menghancurkan momentum itu ketika perbatasan ditutup. Namun, kerajaan ini perlahan membuka diri, dan sudah mulai menyambut turis asing yang divaksinasi sejak 1 Agustus lalu.

Arab Saudi juga mengumumkan bahwa penggemar olahraga yang sudah divaksinasi penuh mulai hari Minggu (17/10) sudah diizinkan untuk menghadiri acara di semua stadion dan fasilitas olahraga lainnya. Selain itu, penggunaan masker di ruang terbuka sudah tidak lagi diwajibkan.

Dikutip dari Worldometers, Arab Saudi mencatatkan total 547.931 kasus dan 8.763 kematian sejak pandemi tahun lalu. 

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi