Kasus Covid-19 Melonjak, Pemerintah Inggris Diminta Lakukan Pembatasan

ANTARA FOTO/REUTERS/Dylan Martinez/nz/cf
Ilustrasi. Badan kesehatan Inggris (NHS), yang menjadi pusat sistem kesehatan Inggris Raya, mendesak pemerintah segera mengambil langkah untuk menanggulangi terjadinya krisis Covid-19 akibat musim dingin.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
21/10/2021, 09.40 WIB

Tenaga kesehatan di Inggris mendesak pemerintah untuk segera memberlakukan kembali pembatasan Covid-19. Negara ini kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19 hingga menyebabkan rumah sakit mulai kewalahan menangani pasien.

Badan kesehatan Inggris (NHS), yang menjadi pusat sistem kesehatan Inggris Raya, mendesak pemerintah segera mengambil langkah untuk menanggulangi terjadinya krisis musim dingin. Penularan virus saat musim dingin diyakini lebih cepat dibandingkan musim lainnya.

“Kami mendesak pemerintah memberlakukan kebijakan seperti wajib masker di tempat ramai dan tertutup, tanpa berlama-lama untuk menjaga kesehatan rakyat dan mencegah NHS kewalahan musim dingin ini,” kata seorang pejabat konfederasi NHS dikutip dari CNBC, Kamis (21/10).

Dilansir dari Channel News Asia, Inggris memiliki angka kematian akibat Covid-19 terbesar ke-delapan secara global, dengan hampir 139.000 kematian. Hal itu disebut sebagai awal yang tepat untuk memulai program vaksinasi di negara tersebut, namun Perdana Menteri Boris Johnson telah mencabut hampir semua pembatasan Covid-19 di Inggris dan mengakhiri langkah-langkah jarak sosial.

Johnson telah berulang kali mengklaim keberhasilan awal Inggris dengan vaksinasi. Ia menyebut Inggris akan bisa mengatasi musim dingin tanpa adanya gelombang Covid-19 baru dan tanpa harus melakukan pembatasan aktivitas masyarakat, setelah sebelumnya telah dilakukan pembatasan kegiatan masyarakat sebanyak tiga kali.

Namun, tenaga kesehatan setempat menyatakan keprihatinan bahwa peningkatan jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit akibat Covid-19, dibarengi dengan pasien virus musiman, dapat membuat rumah sakit tidak dapat menangani daftar tunggu pasien yang panjang dan berfungsi secara normal.

Johnson menganggap penggunaan masker dan bekerja dari rumah hanya akan menjadi ketidaknyamanan kecil, menanggapi hal itu, Kepala Eksekutif Konfederasi NHS Matthew Taylor mengatakan, hal itu tidak dapat membuat negara tersebut terhindari dari ancaman gelombang penularan yang lebih tinggi saat musim dingin datang.

"Ini pertengahan Oktober. Segalanya hanya akan menjadi lebih buruk. Layanan kesehatan suda berada tepat di ujungnya, jika Anda mendorong lebih jauh, kami tidak akan dapat memberikan tingkat layanan yang dibutuhkan orang," kata Taylor dikutip dari Channel News Asia.

Sementara itu, Menteri Bisnis Kwasi Kwarteng mengatakan, penguncian wilayah dan pembatasan lain akan menjadi langkah yang salah. Selain itu, ia menyebut, bahwa kemungkinan kecil pemerintah akan kembali memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat.

Sebuah laporan parlemen tentang tanggapan pemerintah Inggris pada tahap awal pandemi mengatakan pada pekan lalu bahwa, menunda penguncian wilayah dan pembatasan aktivitas lainnya telah menyebabkan ribuan kematian yang dapat dihindari.

Para ahli kesehatan Inggris juga dikhawatirkan dengan perkembangan mutasi Covid-19 varian Delta. Turunan varian Delta yang dinamai AY.4.2 dilaporkan sedang menyebar di Inggris saat ini. Para ahli sedang memonitor dan meneliti mutasi tersebut. Mutasi ini diduga terkait dengan lonjakan kasus di Inggris, tetapi kecurigaan ini belum bisa dikonfirmasi.

“Frekuensi turunan ini sedang meningkat. Ini termasuk spike mutations A222V dan Y145H. Sepekan setelah 27 September 2021, turunan ini bertanggung jawab atas sekitar 6 persen dari semua sekuens yang dihasilkan. Asesmen lebih jauh sedang dilakukan,” tulis laporan Badan Kesehatan Inggris (UKHSA).

Profesor imunologi di Imperial College London, Danny Altmann mengatakan subtipe virus ini wajib diwaspadai dan dikontrol. Menurut dia, varian Delta telah menjadi varian dominan di beberapa wilayah selama enam bulan dan tidak disingkirkan oleh varian lain. Harapannya adalah varian ini menjadi bentuk mutasi puncak yang dicapai virus ini.

"Namun, AY.4 menimbulkan keraguan tentang kesimpulan itu,” kata Altmann.

Pada Senin (18/10), Inggris mencatat 49.156 kasus Covid-19 baru, tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Angka itu turun menjadi 43.738 kasus baru pada Pada Selasa (19/10). Pemerintah Inggris mengandalkan vaksinasi, termasuk suntikan penguat untuk masyarakat kelompok rentan, sekaligus upaya menghindari adanya penguncian wilayah dan pembatasan aktivitas pada musim dingin ini.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi