Korea Selatan Catat Rekor Kasus Covid, Lonjakan juga Terjadi di Jerman

ANTARA FOTO/REUTERS/Jung Yeon-je/Pool /hp/cf
Seorang tenaga medis menerima dosis kedua vaksin penyakit virus korona (COVID-19) Pfizer-BioNTech di sebuah pusat vaksinasi di Seoul, Korea Selatan, Sabtu (20/3/2021).
18/11/2021, 10.15 WIB

Kasus Covid-19 mulai melonjak kembali di sejumlah negara dan kawasan, termasuk Korea Selatan dan Jerman. Kondisi tersebut membuat ketersediaan ruang ICU semakin menipis.

Korea Selatan pada Kamis (18/11)  melaporkan tambahan kasus sebanyak 3.292. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi  yang pernah dilaporkan negara tersebut.

Dikutip dari Reuters, sekitar 26 kasus baru tercatat di Seoul metrpoloitan area.  Sementara itu, kasus dengan gejala berat masih berada di level 500 meskipun angkanya sudah turun ke 506.

Menyusul lonjakan kasus, Perdana Menteri Korea Selatan Kim Boo-kym akan menggelar pertemuan dengan pejabat tinggi serta pengelola rumah sakit di ibu kota.

Lonjakan kasus di Korea Selatan terjadi setelah negara tersebut melonggarkan sejumlah kebijakan penanganan Covid-19.

 Sebagai informasi, Korea Selatan memberikan sejumlah pelonggaran terutama untuk social distancing pada awal bulan ini setelah mencapai 70% target vaksinasi.

Hingga kini, sebanyak 78,5% dari 52 juta warga Korea Selatan sudah mendapatkan vaksinasi penuh, termasuk 90% dari kalangan dewasa.

Badan Pencergahan dan Pengendalian Penyakit Korea (KDCA) mengatakan lonjakan kasus juga disebabkan lambannya efek vaksin kepada kelompok rentan, termasuk lansia.

 Karena itulah, Korea memutuskan untuk memperpendek interval penyuntikan dosis booster kepada penduduk berusia 60 tahun ke atas.

Juga, kepada mereka yang bekerja di layanan perawatan untuk lansia.

Lonjakan kasus membuat keterisian ruang perawatan ICU menipis. Pada Rabu (17/11),  ketersediaan ruang ICU di rumah sakit di wilayah Seoul hanya tersisa 30% .

 Jerman Batasi Aktivitas Warga yang Belum Divaksin

 Pada Selasa (17/11), badan pengendalian penyakit Jerman, Institut Robert Koch, mencatat tingkat penularan selama tujuh hari sebanyak 312 kasus per 100.000 orang, dengan beberapa daerah lebih dari 1.000 kasus.

Setahun yang lalu, sebelum vaksin diperkenalkan, angkanya mencapai 139. Ada 265 kematian yang dilaporkan pada hari Selasa (17/11), jumlah tersebut jauh lebih sedikit daripada puncak yang terjadi sebelum adanya vaksinasi.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan situasi pandemi Covid-19 di negaranya cukup dramatis. Ia menyebut, negara itu menghadapi tingkat infeksi tertinggi dan jumlah kematian harian yang menakutkan.

"Gelombang keempat menghantam negara kita dengan kekuatan penuh," kata Merkel dikutip dari BBC, Kamis (18/11).
 
Jerman merupakan salah satu negara Eropa yang mengalami lonjakan kasus Covid-19. Pada Kamis (11/11), Jerman memecahkan rekor kenaikan angka kasus harian positif sebanyak 50.196.

 Menurut otoritas kesehatan Jerman, angka itu merupakan kasus harian pertama yang menembus lebih dari 50 ribu sejak pandemi dimulai tahun lalu.

Pemerintah menduga lonjakan ini terjadi karena tingkat vaksinasi masyarakat masih rendah.

Tingkat vaksinasi di Jerman memang cukup rendah dibandingkan negara Uni Eropa lain. Kurang dari 70% dari populasi Jerman sudah divaksinasi lengkap. Tertinggal jauh dari Italia, Spanyol, dan Portugal.

Dilansir dari The Guardian, lonjakan kasus Covid-19 di negara itu disebabkan oleh penyebaran varian delta yang lebih menular, peningkatan aktivitas masyarakat serta peluncuran vaksin booster yang lambat.

Peningkatan jumlah pasien rumah sakit yang biasanya terjadi pada musim dingin telah menyebabkan beberapa rumah sakit hampir kewalahan.
Beberapa rumah sakit telah menghentikan semua layanan kesehatan kecuali operasi penting, untuk mengatasi peningkatan pasien.

 Sementara itu, di negara bagian Saxony, sudah 85% tempat tidur ICU ditempati oleh pasien Covid.

Menteri Sosial Saxony, Petra Köpping, mengatakan bahwa tes tambahan akan dilakukan jika kasus terus meningkat hingga rumah sakit tidak mampu mengatasinya.

Negara bagian tersebut akan mengecualikan warga yang belum divaksinasi untuk memasuki fasilitas-fasilitas umum seperti toko dan pusat belanja.
 
Begitu juga dengan North Rhine Westphalia, orang yang tidak divaksinasi akan dikecualikan untuk masuk ke semua fasilitas dan acara, termasuk pertandingan sepak bola dan pasar Natal.

Orang-orang yang ingin menghadiri acara karnaval saat musim dimulai akan diminta untuk mengikuti tes, selain divaksinasi atau telah pulih dari Covid-19.

 Beberapa negara bagian dan kota telah memberlakukan lebih banyak tindakan pencegahan Covid dan mengharuskan masyarakat untuk menunjukkan paspor vaksin.

Kartu Covid, terkait status vaksinasi individu atau jika mereka baru saja pulih dari virus, akan berlaku untuk mengakses bar, restoran, dan tempat umum lainnya seperti bioskop atau museum.

Aturan Covid ini dikenal secara luas sebagai 'aturan 2G' karena mengacu pada status orang divaksinasi 'geimpft' atau dipulihkan 'genesen' dalam bahasa Jerman.

Ahli virologi Jerman terkemuka Christian Drosten meminta pemerintah setempat untuk segera mengambil tindakan pencegahan. Dia memperingatkan bahwa kematian akibat Covid-19 di negara itu bisa mencapai 100 ribu lebih jika tidak ada yang dilakukan untuk mengatasi penyebaran.

Menurut data Worldometers, hingga saat ini, Jerman telah mencatat total 5.169.657 kasus infeksi dan 98.908 kematian. Pada Rabu (17/11), Jerman mencatat tambahan 39.985 kasus dan 299 kematian.
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi