PM Swedia Magdalena Mundur Setelah Menjabat Kurang dari 12 Jam
Perdana Menteri (PM) Swedia Magdalena Andersson mundur dari jabatannya hanya 12 jam setelah menduduki posisi tersebut. PM perempuan pertama Swedia itu mundur karena partai koalisi pendukungnya kolaps.
Magdalena sebelumnya merupakan mantan menteri keuangan dan ketua Partai Demokrat Sosial.
Perempuan berusia 54 tahun tersebut mundur sebagai PM Swedia setelah Partai Hijau, partai junior pendukung koalisi pemerintahannya menarik dukungan kepadanya.
Partai tersebut mundur setelah rancangan anggaran yang disusun koalisi pendukung Magdalena ditolak parlemen.
Dengan kondisi tersebut, pemerintahan Swedia harus menjalankan pemerintahan dengan anggaran yang diajukan partai oposisi yang terdiri dari Partai Moderat, Demokrat Kristen dan sayap kanan Demokrat Swedia.
Magdalena mengatakan dia sudah berbicara dengan kepala parlemen Swedia mengenai pengunduran dirinya.
"Saya sudah meminta kepala parlemen untuk membebaskankan saya dari tugas sebagai PM," tutur Magdalena, dikutip dari the Guardian.
"Ada praktik konstitusional bahwa pemerintah koalisi harus mengundurkan diri ketika salah satu partai mundur. Saya tidak ingin memimpin pemerintahan yang legitimasinya dipertanyakan," tambahnya.
Magdalena mengatakan pemerintahan yang ada saat ini akan terus berlanjut dan dia siap menjadi PM lagi dengan pemerintahan satu partai yakni Partai Sosial Demokrat.
Magdalena terpilih sebagai PM Swedia pada Rabu (24/11). Dalam pemilihan di parlemen, dia mengamankan 174 suara.
Sebanyak 117 suara menentang pencalonannya sementara 57 memilih abstain.
Perempuan kelahiran 23 Januari 1967 tersebut seharusnya secara resmi menjabat sebagai PM Swedia pada Jumat (26/11).
Dia menggantikan Stefan Lofven, yang mengundurkan diri dua pekan lalu, karena mosi tidak percaya.
Magdalena memenangi pemilihan PM Swedia setelah mengamankan suara Partai Kiri. Kesepakatan dengan Partai Kiri diperoleh karena Magdalena sepakat untuk menaikkan pensiun dalam rancangan anggarannya.
Kesepakatan tersebut diperoleh setelah melakukan pembahasan dengan Partai Kiri selama 11 jam.
Kesepakatan dengan Partai Kiri menentukan terpilihnya dia sebagai PM mengingat koalisi partainya merupakan minoritas.