Majalah Forbes menobatkan mantan istri Jeff Bezos, MacKenzie Scott sebagai wanita paling berpengaruh di dunia tahun ini. Penghargaan tersebut diumumkan lewat daftar The World’s Most Powerful Women atau Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia tahun 2021 yang dirilis, Selasa (7/12).
Dalam daftar tersebut, terdapat 40 orang CEO, 19 pemimpin dunia, imunologis, hingga filantropis. Beberapa nama sudah akrab didengar, seperti Oprah Winfrey, Kamala Harris, Rihanna, hingga Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan Menteri Keuangan Sri Mulyani
Namun kehadiran MacKenzie diperingkat nomer wahid dalam daftar tersebut cukup menarik perhatian. Terang saja, mantan istri Bos Amazon tersebut sukses menggeser posisi kanselir Jerman, Angela Merkel yang menempati peringkat pertama tahun lalu. Saat ini, Merkel sendiri memutuskan untuk pensiun dari jabatannya di publik Jerman.
Pribadi Dermawan
Scott tercatat sebagai orang terkaya nomor tiga di dunia, dengan jumlah kekayaan US$ 59,2 miliar atau setara Rp 852,5 triliun (kurs Rp 14.400). Namun, bukan kekayaan yang mengantarkan wanita kelahiran 51 tahun lalu ini bisa berada di posisi puncak Perempuan Paling Berpengaruh menurut Forbes. Mantan istri Bos Amazon itu juga dikenal dengan kemurahan hatinya sebagai seorang filantropis.
“MacKenzie Scott menggunakan kekayaannya yang besar tidak hanya untuk mendukung organisasi nirlaba melakukan kebaikan, namun dia menantang bagaimana kekayaan dan kekuasaan terakumulasi di negara ini. Cara dia menggunakan kekayaannya itu merevolusi sistem filantropi,” tulis editor ForbesWomen, Maggie McGrath.
Pasca cerai dari founder Amazon, Jeff Bezos di bulan April 2019, Scott memperoleh seperempat saham Amazon dan segera berpikir bagaimana cara mendonasikan itu semua. “Saya memiliki jumlah uang yang tidak setimpal,” ujarnya pada Mei 2019, ketika menandatangani Giving Pledge, sebuah janji untuk memberikan sekitar setengah dari kekayaannya untuk kepentingan amal.
Tahun lalu Melissa Berman, CEO Rockefeller Philanthropy Advisor menyatakan bahwa sumbangan Scott adalah salah satu yang memiliki nilai amal per tahun terbesar yang pernah diberikan oleh seseorang kepada badan amal. Tercatat di tahun 2020 Scott menyumbang hampir sekitar US$ 6 miliar.
“Jumlah sumbangan Scott mematahkan prasangka umum bahwa ada kesulitan untuk menggunakan uang dalam jumlah yang besar, tanpa pemborosan atau masalah lainnya,” kata Berman dilansir dari Bloomberg. Pada Juni 2021, Scott tercatat sudah menyumbang ke 286 organisasi nonprofit dengan total US$ 2,7 miliar.
Bangun Amazon Sembari Menulis Novel
MacKenzie Scott lahir dengan nama MacKenzie Tuttle pada 7 April 1970 di San Francisco, California dari ayah seorang perencana finansial dan ibu rumah tangga. Dilansir dari New York Times, ia tertarik pada bidang sastra dan mulai serius menulis pada umur enam tahun. Buku pertama Scott berjudul The Book Worm dengan tebal 142 halaman, namun sayangnya buku tersebut sudah hancur oleh banjir.
Ketertarikan Scott di bidang sastra masih berlanjut hingga dia dewasa. Scott tercatat sebagai alumni Princeton University dengan jurusan Sastra Inggris dan lulus pada 1992. Semasa kuliah, dia belajar di bawah bimbingan Toni Morrison, seorang peraih nobel di bidang sastra.
Morrison menyatakan bahwa Scott adalah salah satu murid terbaiknya dalam kelas menulis. Morrison pernah menunjuk Scott sebagai asisten riset untuk Jazz, novel Morrison yang terbit tahun 1992.
Setelah lulus kuliah, Scott bekerja di D. E. Shaw, perusahaan manajemen investasi di New York. Di kantornya inilah Scott bertemu dengan Jeff Bezos dan kemudian menikah pada 1993. Mereka berdua lalu banting setir, pindah ke Seattle dan mulai membangun Amazon.
Scott kemudian menjadi salah satu karyawan pertama Amazon yang punya andil besar, mulai dari membangun nama perusahaan, rencana bisnis, hingga kontrak pertama mereka dengan perusahaan kargo tahun 1999.
Meskipun Scott adalah istri dari seorang miliarder, media lokal mencatat bahwa Scott adalah pribadi yang low-profile. Dilansir dari wawancara Scott dengan Vogue pada 2014, Scott tumbuh sebagai seorang anak pemalu dan lebih senang menulis di kamarnya. Hingga ketika ia sudah menjadi ibu dari empat orang anak, ia tetap berpenampilan sederhana.
“...melihat dia di parkiran sekolah, dengan jeans, boots, dan jaket kulit. Kamu tidak akan bisa menebak betapa luar biasa kayanya Scott. Dan itu yang dia suka,” tulis Vogue.
Pada 2006, Scott berhasil meraih penghargaan American Book Award untuk novel debutnya yang berjudul The Testing of Luther Albright. Dalam penuturannya kepada Vogue, novel ini ditulis dalam kurun waktu 10 tahun sembari membantu Bezos membangun Amazon, melahirkan tiga orang anak, serta membesarkannya.
Tidak puas dengan satu novel, Scott menerbitkan novel keduanya yang berjudul Traps pada 2013.
Perceraian dengan Jeff Bezos
Scott sepakat untuk bercerai dengan Bezos setelah 26 tahun menikah, yaitu pada April 2019 lalu. Mereka juga sepakat bahwa Scott mendapat 25% bagian saham Amazon. Ketua departemen perkawinan dan firma hukum Buchanan Ingersoll & Rooney, Stuart Slotnick menjelaskan bahwa pasangan ini tidak memiliki perjanjian pranikah.
Menurut Slotnick, perjanjian pranikah diadakan ketika pasangan memiliki aset yang harus dipertahankan. “Dalam kasus ini, mereka tidak memiliki aset riil yang terkait dengan Amazon, sebab Amazon belum berdiri ketika mereka menikah,” kata Slotnick pada USA Today.