Malaysia Deteksi Kasus Kedua Omicron pada Anak Usia 8 Tahun

ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng/rwa/cf
Pemerintah Malaysia mengumumkan bahwa, Nigeria telah ditempatkan pada daftar negara berisiko tinggi dan mereka yang memasuki Malaysia dari negara itu harus memakai perangkat pengawasan digital.
17/12/2021, 08.29 WIB

Malaysia mendeteksi kasus kedua Covid-19 varian Omicron. Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan, kasus itu terdeteksi pada pasien berusia delapan tahun yang baru kembali dari Nigeria bersama keluarganya.

Khairy juga mengumumkan bahwa ada 18 kemungkinan kasus yang saat ini sedang menjalani sekuensing genom untuk menentukan jenis varian. Hasil dari pengujian tersebut diperkirakan akan diketahui pada hari ini (17/12).

Dilansir dari The Straits Times, pasien tersebut bersama ibu dan saudaranya tiba di Malaysia pada 5 Desember lalu setelah transit di Doha, Qatar. Mereka menjalani tes kedua RT-PCR setibanya di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) dan kemudian menjalani karantina.

Hasil tes untuk tes RT-PCR kedua keluar dua hari kemudian pada 7 Desember dan dikonfirmasi sebagai kasus Omicron pada 14 Desember. Pasien tersebut diketahui tidak menunjukkan gejala dan telah menjalani isolasi mandiri selama 14 hari sejak 7 Desember.

"Yang paling dekat dengan kasus ini adalah ibu, saudara perempuan, ayah, dan sopir taksi yang mengantar mereka dari KLIA ke rumah mereka," kata Khairy, dikutip dari The Straits Times, Jumat (17/12).

Sementara itu, ibu dan adik perempuannya dinyatakan negatif saat tiba di Malaysia pada hari kelima dan pada hari ke-11. Kedua orang tersebut juga tidak mengalami gejala apapun.

Begitu pun dengan ayah dari pasien tersebut, hasil tes yang dijalani pada saat kedatangan setelah tiba di Malaysia pada 12 Desember lalu dinyatakan negatif. Saat ini, ayah dari pasien tersebut sedang menjalani karantina mandiri di sebuah pusat karantina pribadi.

Khairy menyebut, tes terhadap sopir taksi yang tidak menunjukkan gejala itu juga masih terus dilakukan. Selain itu, ada 35 kontak lain yang ada dalam penerbangan yang sama dengan pasien terkonfirmasi tersebut. Semuanya dites negatif pada saat kedatangan dan pada Hari ke-5.

"Pemantauan pada kontak dekat yang teridentifikasi akan dilakukan secara menyeluruh, dari waktu ke waktu," ujarnya.

Pemerintah Malaysia mengumumkan bahwa, Nigeria telah ditempatkan pada daftar negara berisiko tinggi dan mereka yang memasuki Malaysia dari negara itu harus memakai perangkat pengawasan digital.

Pada Rabu (15/12), Khairy mengatakan, orang yang mendapat vaksin Sinovac dan yang berusia di atas 60 tahun, terlepas dari merek vaksinnya, akan diminta untuk mendapatkan suntikan booster sebelum akhir Februari tahun depan, atau akan dianggap sebagai orang yang tidak sepenuhnya divaksinasi Covid-19.

Komite vaksinasi Malaysia telah menyetujui vaksin Pfizer, Sinovac dan AstraZeneca sebagai booster untuk semua penduduk berusia 18 tahun ke atas. Masyarakat yang tidak divaksinasi di negara tersebut tidak diperbolehkan makan di luar ruangan atau mengunjungi pusat perbelanjaan dan tempat ibadah.

Malaysia melaporkan 3.900 kasus baru dan 33 kematian pada Rabu (15/12). Sehingga total kasus secara nasional menjadi 2.703.140 kasus dan 30.989 kematian.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi