Peneliti Sebut Sebagian Orang yang Pilek Juga Terinfeksi Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/David Klein/PRAS/djo
Warga mengantri untuk mendapatkan dosis booster di luar pusat vaksinasi virus corona (COVID-19) sementara di lapangan sepakbola Chelsea, Stamford Bridge di London, Inggris, Sabtu (18/12/2021).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Maesaroh
24/12/2021, 15.01 WIB

Covid-19 tengah merebak kembali di berbagai negara Eropa. Peneliti Inggris pun memperingatkan, sakit tenggorokan, pilek, dan sakit kepala, kemungkinan besar merupakan indikasi orang tersebut terkena Covid-19.

Mengutip dari BBC pada Jumat (24/12), tim studi Zoe Covid telah melacak pandemi menggunakan studi timbal balik dari masyarakat umum. Mereka memperkirakan setengah dari orang dengan gejala seperti pilek sebenarnya memiliki Covid.

Mereka juga mengatakan, "ledakan" kasus Covid selama seminggu terakhir didorong oleh varian Omicron baru. Adapun, sekitar 144 ribu orang setiap hari tertular dan kemudian merasa tidak enak badan.

Bagi sebagian besar orang, Covid-19 merupakan penyakit ringan. Beberapa kasus tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Namun virus corona tetap bisa menyebabkan penyakit yang sangat serius pada beberapa orang, termasuk mereka yang belum divaksinasi.

Ketua Ilmuwan Prof Tim Spector menyarankan seseorang dengan gejala pilek untuk melakukan tes Covid-19. Apalagi, jumlah kasus baru yang bergejala telah meledak selama seminggu terakhir.

“Bagi kebanyakan orang, kasus positif Omicron akan terasa seperti flu biasa, dimulai dengan sakit tenggorokan, pilek, dan sakit kepala," ujar dia.

Guna mengetahui apakah seseorang tertular Omicron, pihak yang mengalami gejala tersebut mesti bertanya kepada teman yang baru saja dites positif Covid-19. Karena itu, kata Spector perlu mengubah pesan ke publik untuk menyelamatkan nyawa seseorang.

Sebelummya, Inggris melaporkan 106.122 kasus Covid baru pada Rabu (22/12), rekor pertama kali tambahan kasus menembus angka 100 ribu. Dengan infeksi berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari, para pejabat kesehatan khawatir pada meningkatan beban pelayanan kesehatan nasional.

Studi awal menunjukkan, varian Omicron memiliki gejala yang lebih ringan. Hanya sedikit orang yang sakit parah dibandingkan dengan varian lainnya.

Namun, gelombang infeksi besar-besaran masih menunjukan banyak orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit serta banyak dokter dan perawat yang sakit karena Covid-19.

Untuk itu, masyarakat diimbau untuk melakukan rapid test Covid-19 sebelum bertemu dengan teman dan keluarga saat Natal.

 Sebelumnya, Inggris mencatat lonjakan kasus corona pada Rabu lalu. Akibat lonjakan kasus tersebut, banyak industri mengalami kekurangan staf karena banyak pekerja yang terpapar dan menjalani karantina.

Di sisi lain, penambahan jumlah negara yang melaporkan kasus membuat peta penyebaran kasus Omicron berubah dari yang semula menyebar di kawasan Afrika kini episentrumnya bergeser ke kawasan Eropa.

Reporter: Rizky Alika

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan