Sub-varian Covid-19 Omicron BA.2 kini telah menyebar di lima negara di benua Afrika. Ilmuwan juga menemukan varian ini telah mendominasi kasus Covid-19 di beberapa negara.
Dilansir dari Reuters, Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Nicksy Gumede-Moeletsi khawatir terkait perkembangan Covid-19 akibat varian Omicron BA.2. Pasalnya, sub-varian ini sulit ditemukan sebagai salah satu bentuk varian Omicron.
"BA.2 telah ditemukan di lima negara, yaitu Botswana, Kenya, Malawi, Senegal, dan juga Afrika Selatan. Kami sangat khawatir," kata Gumede-Moeletsi.
Gumede-Moeletsi berujar BA.2 sulit dideteksi lantaran sub-varian ini tidak selalu mampu dideteksi oleh kriteria S-Gene Target Failure.
Kriteria tersebut digunakan untuk membedakan varian Omicron yang original atau BA.1 dengan varian lainnya.
Salah satu kriteria BA.1 adalah sub-varian ini kehilangan satu dari tiga gen yang biasanya ditemukan dalam tes PCR. Namun demikian, BA.2 tidak memiliki gen yang hilang seperti BA.1.
Dilansir dari BBC, sub varian Omicron tersebut telah terdeteksi di 57 negara. Sub-varian BA.2 telah menjadi penyebab kasus Covid-19 yang dominan di beberapa provinsi di India dan diramalkan dapat menjadi pendorong gelombang ketiga.
Sub-varian BA.2 kini telah menjadi penyebab utama kasus Covid-19 di beberapa negara, seperti Denmark., Departemen Kesehatan Filipina mengumumkan BA.2 telahditemukan dalam sampel tes Covid-19 yang diterima pada akhir Januari 2022.
Sebuah penelitian dengan subjek berupa 8.500 rumah tangga dan 18.000 orang yang dilakukan Statens Serum Institut (SSI) Denmark menemukan bahwa BA.2 lebih menular daripada BA.1.
Selain itu, penelitian itu menunjukkan BA.2 lebih lihai menghindari efek vaksinasi.
Sama dengan varian-varian lainnya, orang yang terinfeksi BA.2 bisa terdeteksi melalui alat uji mandiri virus corona.
Namun, alat itu tidak bisa menunjukkan varian mana yang telah menyebabkan infeksi.
Namun demikian, kemungkinan terjangkitnya orang yang telah melalui vaksinasi masih lebih kecil daripada yang tidak divaksin. Orang yang tidak divaksin juga memiiki potensi yang lebih besar untuk menyebarkan BA.2.
Walaupun lebih menular, belum ditemukan bukti bahwa BA.2 lebih berbahaya daripada sub-varian Omicron lainnya.
"Melihat negara lain di mana BA.2 kini mengambilalih, kami tidak melihat adanya lonjakan terkait pasien yang dirujuk ke rumah sakit dari yang diramalkan," kata Anggota Tim Respons Covid-19 WHO Boris Pavlin.