Bank Dunia dan IMF Siapkan Pendanaan Rp 74 Triliun untuk Bantu Ukraina

ANTARA FOTO/REUTERS/Vyacheslav Madiyevskyy/foc/sad.
Ilustrasi. Bank Dunia menyiapkan pendanaan US$ 3 miliar untuk membantu Ukraina.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
2/3/2022, 11.15 WIB

Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) menyiapkan pendanaan mencapai US$ 5,2 miliar atau setara Rp 74 triliun (asumsi kurs Rp 14.365 per dolar AS) untuk membantu Ukraina mengatasi dampak dari serangan Rusia dalam beberapa bulan ke depan. Kedua lembaga keuangan dunia tersebut menyiapkan sejumlah paket bantuan pendanaan.

"Di Grup Bank Dunia, kami sedang mempersiapkan paket dukungan US$ 3 miliar dalam beberapa bulan mendatang," kata Presiden Grup Bank Dunia David Malpass dalam keterangan resminya, Selasa (1/3).

Dukungan pendanaan akan mulai diberikan Bank Dunia sebesar US$ 350 juta atau Rp 5 triliun yang akan diserahkan kepada Dewan Direktur Bank Dunia untuk disetujui pekan ini. Selain itu, akan dilakukan pencairan US$ 200 juta atau Rp 2,8 triliun berupa pencairan cepat untuk kesehatan dan pendidikan. 

"Paket ini akan mencakup mobilisasi pembiayaan dari beberapa mitra pembangunan, dan kami menyambut baik dukungan yang telah diumumkan dari banyak mitra bilateral," kata Malpass.

Sementara itu, Direktur Manajer IMF Kristalina Georgieva mengatakan, lembaganya berkontribusi lewat dukungan pembiayaan darurat melalui Instrumen Pembiayaan Cepat (RFI). IMF akan mempertimbangkan usulan dana dukungan tersebut pada pekan ini.

RFI merupakan program dari IMF yang memberikan bantuan keuangan yang cepat dan akses rendah kepada negara-negara anggota yang menghadapi kebutuhan neraca pembayaran (BoP) yang mendesak, tanpa perlu memiliki program yang lengkap. IMF dapat memberikan dukungan untuk memenuhi berbagai kebutuhan mendesak, termasuk yang timbul dari guncangan harga komoditas, bencana alam, situasi konflik dan usai konflik, dan keadaan darurat akibat kerentanan.

Selain itu, IMF juga terus bekerjasama dengan pemerintah Ukraina lewat program Pengaturan Siaga (SBA). Melalui program ini, terdapat tambahan dukungan sebesar US$ 2,2 miliar yang tersedia hingga Juni 2022. 

Georgieva mengatakan, Bank Dunia dan IMF juga bekerja sama untuk melakukan asesmen terkait dampak ekonomi dan keuangan dari konflik dan pengungsi di negara-negara lain di kawasan dan dunia. Ia menilai butuh tindakan internasional yang terkoordinasi untuk mengurangi risiko dan menavigasi periode bergejolak ke depan. Pasalnya, konflik ini mempengaruhi kehidupan dan mata pencaharian penduduk di seluruh dunia.

"Kami siap memberikan dukungan kebijakan, teknis, dan keuangan yang ditingkatkan ke negara-negara tetangga sesuai kebutuhan," kata dia.

Bank Dunia dan IMF juga menyatakan dukungannya terhadap rakyat Ukraina. Bukan hanya berdampak negatif ke Ukraina, perang ini juga menciptakan dampak yang signifikan ke negara lain. Kenaikan harga komoditas akibat situasi ini berisiko memicu inflasi tinggi yang lebih lanjut dan memukul masyarakat miskin.

"Gangguan di pasar keuangan akan terus memburuk jika konflik terus berlanjut. Sanksi yang diumumkan selama beberapa hari terakhir juga akan memiliki dampak ekonomi yang signifikan," kata kedua lembaga tersebut.

Reporter: Abdul Azis Said