Cina Tolak Pasok Suku Cadang Pesawat ke Rusia

ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins/wsj/dj
Presiden Cina Xi Jinping berjalan melewati para pejabat yang menggunakan masker ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) saat tiba untuk sidang pembuka Konferensi Permusyawaratan Kongres Rakyat Nasional (KRN) di Balai Agung Rakyat di Beijing, Cina, Jumat (22/5/2020).
Penulis: Desy Setyowati
11/3/2022, 20.31 WIB

Cina menolak untuk memasok suku cadang pesawat kepada maskapai penerbangan Rusia. Boeing (BA.N) dan Airbus (AIR.PA) lebih dulu melakukan hal serupa, sebagai sanksi karena Moskow menginvasi Ukraina.

Sektor penerbangan Rusia pun semakin tertekan oleh sanksi negara-negara Barat. Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan bahwa keselamatan penerbangan penumpang berada dalam ancaman akibat terbatasnya pasokan suku cadang.

Pejabat Rosaviatsia, otoritas penerbangan federal Rusia, Valery Kudinov mengatakan, pemerintah akan mencari peluang untuk mendapatkan suku cadang dari negara-negara, termasuk Turki dan India, setelah gagal mendapatkannya dari Cina.

Dia juga mengatakan, perusahaan-perusahaan Rusia mendaftarkan pesawat mereka ke luar negeri, setelah Moskow mendapatkan sanksi dari AS dan Uni Eropa. “Dia memperkirakan, beberapa pesawat lainnya dikembalikan ke perusahaan leasing,” demikian dikutip dari Reuters, Kamis (10/3).

Secara terpisah, rancangan undang-undang yang diterbitkan pada Kamis menunjukkan rencana pemerintah Rusia memerintahkan maskapai penerbangan domestik membayar pesawat sewaan dalam rubel.

Selain itu, pemerintah berencana membuat kebijakan yang dapat melarang maskapai penerbangan mengembalikan pesawat ke perusahaan asing jika sewa dibatalkan.

Sebelumnya, produsen pesawat yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Boeing dan asal Prancis, Airbus menghentikan pasokan suku cadang kepada maskapai penerbangan Rusia.

Padahal sebelumnya, Boeing memiliki kontrak dengan perusahaan asal Rusia, VSMPO-AVISMA, untuk mengimpor logam yang berguna bagi produksi pesawat, yaitu titanium.

Bahan baku titanium digunakan untuk memproduksi berbagai komponen bagian pesawat, seperti roda pendaratan (landing gear).

Namun Boeing memutuskan untuk menangguhkan impor titanium dari Rusia. Boeing mengaku tidak khawatir karena memiliki stok yang cukup.

“Inventaris dan keragaman sumber titanium kami menyediakan pasokan yang cukup untuk produksi pesawat," kata Boeing dalam pernyataan melalui email dikutip dari Reuters, Rabu (9/3).

Padahal, VSMPO-AVISMA menyediakan sepertiga dari kebutuhan titanium Boeing.

Sedangkan Airbus masih mendapatkan pasokan titanium dari VSMPO-AVISMA. Airbus mengatakan, perusahaan terus memasok titanium dari Rusia dan negara lain.

Dalam pernyataan resmi yang dikirim melalui email, Airbus mengaku bergantung pada Rusia untuk memasok setengah dari keseluruhan kebutuhan titanium. 

Sumber di industri mengatakan, Airbus menerima titanium Rusia terutama dari VSMPO-AVISMA.

Maskapai penerbangan di banyak negara diperkirakan akan beralih ke pemasok titanium dari Jepang. “Jepang dianggap sebagai teman lama dan mitra yang baik dengan AS sebagai sumber pengadaan,” ujar analis di Jefferies Japan Ltd Thanh Ha Pham, dikutip dari Bloomberg, Jumat (11/3).

Osaka Titanium Technologies Co. dan Toho Titanium Co merupakan salah satu dari sedikit pemasok titanium di luar Rusia. "Mereka siap menutupi kekurangan tersebut," kata dia. “Baik Boeing dan Airbus kemungkinan akan memperdalam hubungan dengan dua pemasok Jepang.”

"Boeing dan Airbus kemungkinan meninjau pengadaan jangka panjang dan mencari sumber alternatif untuk titanium Rusia," tambah dia.