Inggris Akan Setop Sanksi setelah Rusia Tarik Pasukan dari Ukraina

ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko/WSJ/cf
Penduduk lokal duduk di sebuah bangku di dekat gedung apartemen yang hancur dalam konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan yang terkepung Mariupol, Ukraina, Jumat (25/3/2022). (Alexander Ermochenko)
Penulis: Lavinda
27/3/2022, 12.57 WIB

Pemerintah Inggris menyatakan sanksi yang dikenakan pada individu dan perusahaan Rusia dapat dicabut asalkan Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk menarik diri dari Ukraina dan berkomitmen untuk mengakhiri agresi.

Sebelumnya, Inggris dan negara-negara Barat lain menetapkan sanksi ekonomi untuk melumpuhkan ekonomi Rusia dan memberi peringatan kepada Putin karena menyerang Ukraina.

Negara-negara oposisi berupaya menekan Putin untuk menghentikan operasi militer khusus untuk melucuti senjata dan membersihkan pengaruh Nazi di Ukraina.

Dikutip dari surat kabar Telegraph, Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss mengatakan kemungkinan bahwa sanksi dihentikan jika Moskow mengubah arah kebijakan.

“Apa yang kami ketahui adalah Rusia menandatangani beberapa perjanjian yang tidak mereka patuhi. Jadi perlu ada tindakan keras. Tentu saja, sanksi adalah daya tekan yang keras,” katanya dikutip dari Telegraph, Minggu (27/3).

Menurut dia, sanksi akan dicabut jika Putin menarik penuh pasukannya dan berkomitmen untuk menghentikan gencatan senjata lebih lanjut.

Pemerintah inggris juga menyatakan akan ada peluang untuk memberlakukan kembali sanksi secara otomatis jika ada agresi kembali terjadi di masa depan. "Itu adalah daya tekan sesungguhnya yang menurut saya bisa digunakan," ujarnya.

Sejauh ini, Pemerintah Inggris telah memberlakukan sanksi pada bank Rusia dengan total aset 500 miliar poundsterling atau setara Rp 9,47 kuadriliun. Tak hanya itu, sanksi juga dikenakan kepada oligarki serta anggota keluarga dengan kekayaan bersih lebih dari 150 miliar poundsterling atau setara Rp 2,83 kuadriliun.