Google melaporkan peretas atau hacker Rusia baru-baru ini berupaya untuk menjebol jaringan NATO dan militer di sejumlah negara Eropa timur. Peretasan dalam bentuk phishing yang dikerjakan kelompok hacker dengan nama Coldriver atau Callisto yang berbasis di Rusia.
"Kampanye ini dikirim menggunakan akun Gmail yang baru dibuat ke akun-akun bukan milik Google, sehingga tingkat keberhasilan kampanye ini tidak diketahui," tulis laporan tersebut, dikutip dari Reuters, Kamis (31/3).
Phishing merupakan serangan siber yang berusaha mencuri data pengguna seperti nama pengguna, kata sandi, atau informasi kartu kredit menggunakan alamat email yang tampaknya milik entitas tepercaya.
Google mengatakan serangan Coldriver ini pertamakalinya menargetkan pusat pelatihan militer NATO dan juga negara-negara Eropa Timur. Reuters megatakan NATO tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Forbes menyebutkan Coldriver juga telah mencoba serangan phishing terhadap beberapa organisasi non-pemerintah berbasis di AS, kontraktor pertahanan Ukraina dan militer dari negara Balkan.
Para pejabat telah memperingatkan perusahaan-perusahaan yang berbasis di AS untuk waspada terhadap serangan siber Rusia yang menargetkan infrastruktur penting. Upaya ini merupakan pembalasan atas sanksi keras yang dijatuhkan pada Rusia setelah invasinya ke Ukraina.
"Upaya peretasan Rusia "sangat, sangat nyata—dan terkini," kata Bryan Vorndran, asisten direktur divisi siber FBI.
Presiden Joe Biden memperingatkan potensi serangan siber terhadap target AS oleh pemerintah Rusia pekan lalu, dengan mengutip "perkembangan intelijen."
AS juga menyalahkan pemerintah Rusia atas serangan siber yang merusak situs web dua bank terbesar Ukraina seminggu sebelum invasi. Gedung Putih mengirim Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional untuk siber dan teknologi baru ke NATO.