Masjid At-Thohir di Mata Erick Thohir dan Imam Besar New York

Katadata | Metta Dharmasaputra
Garibaldi Thohir bersama Dubes Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani dan komunitas muslim di depan Masjid At-Thohir Los Angeles, Amerika Serikat, 27 Maret 2022
Editor: Yuliawati
1/4/2022, 16.46 WIB

Masjid At-Thohir di Los Angeles, Amerika Serikat, punya arti tersendiri di mata Menteri BUMN Erick Thohir dan Imam besar New York Shamsi Ali. Selain menjadi tempat ibadah dan pusat dakwah Islam, bangunan suci ini diharapkan menjadi sumber kebaikan bagi semua umat manusia.

"Alhamdulillah masjid At-Thohir di Los Angeles telah diresmikan," ujar Erick Thohir dalam pesan singkatnya melalui video kepada katadata.co.id. "Terimakasih atas dukungannya. Insya Allah, masjid ini bisa bermanfaat bagi komunitas muslim Indonesia atau lainnya yang berada di Los Angeles."

Masjid At-Thohir diresmikan pada Minggu, 27 Maret lalu oleh Duta Besar Indonesia untuk AS Rosan P. Roeslani. Menempati areal seluas 1.100 meter persegi, bangunan masjid yang semula digunakan sebagai gereja komunitas Samoa ini terletak di jantung kota Los Angeles.

Dengan luas bangunan sekitar 650 meter persegi, masjid megah bercat putih ini dapat menampung 250 orang. Di areal ini juga terdapat tempat belajar-mengajar dengan fasilitas modern.

Bangunan ini dibeli oleh keluarga Thohir pada 2018 bersama masyarakat muslim Indonesia di Los Angeles, dan mulai dibangun sejak 2019 meski sempat terhenti karena pandemi Covid-19.

Saat peresmian, Garibaldi Thohir, Direktur Utama PT Adaro Energy Tbk yang juga kakak Erick Thohir, menyampaikan ide dan niat pendirian masjid ini sesungguhnya sudah sejak lama.

Garibaldi Thohir bersama Dubes Indonesia untuk AS Rosan Roeslani dan komunitas muslim di dalam Masjid At-Thohir Los Angeles, AS. (Katadata | Metta Dharmasaputra)

Bermula dari kegalauan mendiang ayah mereka Mochamad Teddy Thohir, saat beberapa kali berkunjung ke Los Angeles pada sekitar 2015. Setiap salat Jumat, sang ayah selalu menyampaikan keresahannya mengapa di kota dengan puluhan ribu penduduk muslim Indonesia ini, tidak ada masjid yang dimiliki dan dikelola oleh orang Indonesia.

"Saat itulah saya dan Erick berjanji untuk suatu saat bisa mendirikan masjid di sini," ujar Boy Thohir, sapaan akrab Garibaldi. "Kebetulan saya dan Erick berkuliah di Los Angeles."

Belum sempat ide ini terwujud, sang ayah telah meninggal dunia pada akhir 2016. "Jadi, ini janji dan bakti saya dan Erick kepada ayah untuk mewujudkannya," ujar Boy.

Masjid At-Thohir di Los Angeles merupakan masjid keenam di AS yang dikelola masyarakat muslim Indonesia. Lima lainnya terdapat di Washington D.C. Maryland, Philadephia, Houston, New York plus satu pesantren di Connecticut.

Imam Besar Masjid New York Shamsi Ali menyambut baik dan senang atas peresmian masjid At-Thohir di Los Angeles.

"Semoga masjid ini tidak hanya menjadi pusat ibadah, tapi juga pusat komunitas dan dakwah, ujarnya kepada katadata.co.id. "Bahkan bisa menjadi jalan kebaikan bagi semua manusia sebagai representasi wajah Islam yang Rahmatan lil-alamin."

Shamsi juga mengingatkan, kehadiran sebuah masjid tidak otomatis menjadi jaminan untuk diakui atau direspek oleh pemerintah dan masyarakat setempat.

"Ukurannya tidak pada bangunan, tapi pada program yang akan dijalankan dan dirasakan oleh masyarakat sekitar," ujarnya. "Karena itu, warga muslim atau jamaahnya yang akan menentukan apakah masjid ini akan diakui dan direspek atau tidak."

Boy Thohir bersama putera bungsunya, Gamma Thohir (Katadata | Metta Dharmasaputra)

Terkait azas kebermanfaatan, Shamsi menyampaikan bahwa masjid seharusnya berguna dalam memberdayakan masyarakat Muslim sebagai jamaah. Tidak saja dalam soal ibadah ritual, tapi juga dalam hal pendidikan Islam dan kehidupan sosial budaya lainnya.

"Bahkan harapannya dapat memberdayakan masyarakat Muslim dan non-Muslim, dalam aspek kemakmuran dan penguatan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Sejalan dengan imbauan Shamsi, Rosan juga menyampaikan harapannya agar masjid At-Thohir bukan hanya bermanfaat untuk masyarakat Muslim Indonesia, tapi juga untuk warga yang beragama berbeda.

" Sebagai sarana tempat menjalin persahabatan dan silaturahmi," ujarnya. "Untuk menunjukkan wajah Indonesia yang damai dan sejuk. Dan semua menjadi duta besar-duta besar Indonesia di sini."

Berkat sikap inilah, Rosan juga menyampaikan bahwa keberadaan masjid dan umat muslim Indonesia selalu direspek oleh masyarakat sekitar, dan juga walikota setempat.

Ruangan salat di Masjid At-Thohir Los Angeles, Amerika Serikat (Katadata | Metta Dharmasaputra)

Salah satu langkah yang mendapat apresiasi adalah ketika Indonesia Moslem Centre aktif memberikan makanan di kala pandemi Covid-19 melanda. " Dan ini tidak hanya kepada orang muslim," kata Rosan. Juga memberikan tempat untuk penyuntikan vaksin bagi semua warga. "Karena itu, kita diapresiasi olen masyarakat setempat."

Sehubungan dengan itu, Rosan menyambut baik rencana menjadikan masjid At-Thohir yang tidak hanya berguna untuk masyarakat Muslim di Los Angeles. Apalagi pembangunannya pun memakan biaya yang tidak kecil, berhubung gedung ini merupakan bamgunan bersejarah yang telah berusia 102 tahun.

"Saya tahu biayanya lebih tinggi, karena ini bangunan heritage," ujarnya. "Karena itu, saya sangat berterimakasih kepada keluarga Pak Boy dan pak Erick Thohir yang telah bersama-sama masyarakat muslim di Los Angeles membangun masjid ini."

Reporter: Metta Dharmasaputra