Satelit AS Bocorkan Tambahan Pasukan Tentara Rusia Bergerak ke Ukraina

ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica/aww/cf
Liubov Khomenko menutup wajahnya saat ia berjalan melewati rumahnya yang hancur, di tengah invasi Rusia ke Ukraina di desa Andriivka, Kyiv, Ukraina, Kamis (7/4/2022).
Penulis: Yuliawati
13/4/2022, 17.05 WIB

Citra satelit Amerika Serikat Maxar Technologies menunjukkan konvoi kendaraan militer Rusia di bagian tenggara Ukraina bertambah dalam beberapa hari terakhir. Pasukan darat tersebut bergerak menuju perbatasan antara Rusia dan Ukraina.

Berdasarkan data Maxar, terdapat juga konvoi peralatan militer yang berjalan di dekat wilayah Donbas, sekitar 200 kendaraan termasuk tank, artileri dan pengangkut personel lapis baja. Foto-foto satelit dari perusahaan AS tersebut juga sejak Senin melihat penempatan baru pasukan, tenda dan kendaraan di daerah pedesaan Rusia, Soloti.

Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan Rusia mengangkat pimpinan baru, Jenderal Alexander Dvornikov. Intelijen Inggris menyebutnya sebagai upaya untuk memusatkan komando dan kontrol dalam perang dengan Ukraina.

“Pemilihan Dvornikov lebih lanjut menunjukkan bagaimana perlawanan Ukraina yang gigih dan perencanaan pra-perang yang tidak efektif telah memaksa Rusia untuk mengevaluasi kembali operasinya,” bunyi laporan intelijen Inggris tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (13/4).

Seperti banyak Jenderal senior Rusia, Dvornikov memiliki pengalaman komando sebelumnya di Suriah. Kemudian, sejak 2016 ia telah memimpin Distrik Militer Selatan Rusia yang berbatasan dengan wilayah Donbas Ukraina.

Presiden Ukraina Mencemooh Pernyataan Putin

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (12/4) mengatakan akan melanjutkan aksi militernya di Ukraina sampai tujuannya terpenuhi. Dia mengatakan langkahnya telah berjalan sesuai rencana.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mencemooh pernyataan Putin tersebut. Ukraina membantah data Moskow yang menyebutkan informasi pada 24 Maret lalu bahwa sebanyak 1.351 tentara telah tewas sejak serangan itu dimulai.

Ukraina mengatakan angka kematian tentara Rusia yang sebenarnya nyaris 20.000 jiwa. “Bagaimana sebuah rencana yang mengatur kematian puluhan ribu tentara mereka sendiri dalam perang lebih dari sebulan dapat terjadi? Siapa yang menyetujui rencana seperti itu?" kata Zelenskyy dalam rekaman video, dikutip dari Reuters.

Zelenskyy mempertanyakan berapa banyak tentara Rusia yang tewas dapat diterima oleh Putin seraya memberikan kisaran puluhan hingga ratusan ribu.

Moskow telah kehilangan lebih banyak manusia dalam 48 hari sejak perang dimulai daripada perang Afghanistan yang berlangsung 10 tahun dari 1979 hingga 1989.

Zelenskyy mengatakan bahwa sementara beberapa mengolok-olok Rusia, kegagalan mereka di lapangan dan teknologi yang lebih rendah, lawan-lawannya tidak putus asa.

“Kami harus memahami bahwa tidak semua tank Rusia terhenti di lapangan, tidak semua tentara dengan mudah melarikan diri dari medan perang dan tidak semua dari mereka wajib militer yang tidak tahu cara memegang senjata dengan benar,” katanya.

“Ini bukan berarti bahwa kami seharusnya takut mereka. Ini berarti bahwa kami tidak boleh mengurangi prestasi para pejuang kami,” katanya.