Rusia meluncurkan uji coba rudal balistik antarbenua berkemampuan nuklir baru dalam unjuk kekuatan dua bulan setelah serangannya ke Ukraina. Presiden Vladimir Putin menyebut, rudal ini akan membuat musuh-musuh Moskow berpikir keras.
Mengutip Reuters, Putin yang tampil dalam siaran TV lokal terlihat mendapatkan informasi dari perwira militer bahwa udal Sarmat yang telah lama ditunggu-tunggu telah diuji coba untuk pertama kalinya dari Plesetsk di barat laut Rusia. Rudal tersebut mengenai sasaran di semenanjung Kamchatka, hampir 6.000 km (3.700 mil) jauhnya.
Rudal Sarmat yang telah dikembangkan selama bertahun-tahun tidak mengejutkan Barat. Namun, munculnya rudal ini di tengah ketegangan geopolitik yang ekstrem meningkatkan kekhawatiran. Rusia belum merebut kota-kota besar sejak mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari.
Kementerian pertahanan Ukraina tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
"Rudal baru ini memiliki karakteristik teknis tertinggi dan mampu mengatasi semua sarana pertahanan anti-rudal modern. Rudal ini tidak memiliki bandingan lain di dunia dan dapat digunakan tak lama lagi," kata Putin.
Ia mengatakan, senjata ini akan memperkuat potensi tempur angkatan bersenjata Rusia, memastikan keamanan negaranya dari ancaman eksternal. "Ini juga akan menjadi bahan pemikiran mereka yang mencoba mengancam negara kita," ujarnya.
Mengumumkan invasi delapan minggu lalu, Putin mengacu pada kekuatan nuklir Rusia dan memperingatkan Barat bahwa setiap upaya untuk menghalanginya akan menciptakan konsekuensi yang belum pernah ditemui. Beberapa hari kemudian, dia memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk waspada.
"Prospek konflik nuklir, yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali ke ranah kemungkinan," kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres bulan lalu.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada Rabu (20/4) bahwa Sarmat ditembakkan dari peluncur silo pada 1512 waktu Moskow (1212 GMT). Kepala Badan Antariksa Roscosmos Dmitry Rogozin mengatakan, pasukan nuklir Rusia akan mulai menerima pengiriman rudal baru pada musim gugur tahun ini setelah pengujian selesai.
Kementerian Pertahanan Ukraina mengklaim negaranya sudah berhasil melumpukan sekitar 15.000 tentara Rusia serta 3.685 peralatan tempur yang meliputi tank, pesawat, dan helikopter selama periode 24 Februari hingga 21 Maret 2022.