Batal Gencatan Senjata, Rusia Serang Lagi Militer Ukraina di Mariupol
Periode gencatan senjata yang difasilitasi tim gabungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Palang Merah Internasional untuk mengevakuasi ratusan pengungsi dari pabrik baja Azovstal, Mariupol, buyar setelah militer Rusia kembali menyerang lokasi itu pada Selasa (3/5). Setidaknya 200 warga sipil Ukraina masih terjebak di ruang bawah tanah pabrik itu selama serangan Rusia berlangsung.
Pabrik Azovstal, yang dibangun pada 1930 ketika kota di wilayah pesisir Laut Azov itu masih menjadi bagian Uni Soviet, kini menjadi benteng pertahanan tentara Ukraina. Batalion Azov, bagian dari pasukan khusus militer Ukraina, menjadi motor pertahanan di pabrik yang juga menjadi bunker perlindungan ratusan warga sipil selama tiga bulan terakhir.
Dalam rekaman video yang beredar di Telegram, komandan Batalion Azov, Kapten Sviatoslav Palamar, mengatakan militer Rusia menghujani pabrik baja itu dengan serangan artileri armada laut mereka sepanjang malam. Pesawat-pesawat Rusia juga juga menjatuhkan bom-bom ke pabrik tersebut.
Palamar mengatakan serangan bertubi-tubi ke area Azovstal itu disokong oleh barisan tank dan kendaraan lapis baja. "Mereka mencoba mendaratkan sejumlah perahu dan pasukan infantri dalam jumlah besar ke sini," kata Palamar.
Menurut laporan foto-foto yang diperoleh Reuters pada Senin lalu, truk peluncur roket Rusia juga juga menembakkan amunisinya ke arah pabrik baja itu.
Rusia melancarkan serangan itu setelah menuding para tentara Ukraina melanggar kesepakatan gencatan senjata. Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dilaporkan media Rusia, Ria Novosti, menuding Batalion Azov dan tentara Ukraina keluar dari ruang bawah tanah dan mengambil posisi untuk menembak. "Unit-unit tentara Rusia dan Republik Rakyat Donetsk mulai menghancurkan posisi mereka menggunakan artileri dan pesawat."
Mariupol, kota pelabuhan di pesisir Laut Azov, luluh lantak dibombardir militer Rusia selama lebih dari dua bulan terakhir. Akses keluar-masuk kota pun diblokade tentara Rusia. Setelah melalui negoisasi alot, kedua pihak yang berperang sepakat melakukan gencatan senjata agar warga sipil bisa keluar.
PBB dan Palang Merah Internasional mengkoordinir masa gencatan senjata selama lima hari sejak 29 April. Sekitar 100 pengungsi berhasil dievakuasi dari Azovstal menggunakan bus-bus yang dikawal ketat tim kemanusiaan PBB. Mereka tiba di kota Zaporizhzhia yang berada di bawah kendali militer Ukraina pada Selasa (3/5) dan langsung dibawa ke sejumlah rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Menurut Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko, masih ada lebih dari 200 orang yang terjebak di bunker pabrik baja tersebut. Dia juga mengatakan ada sekitar 110 ribu warga Mariupol yang tak bisa pergi dari kota itu.