Perdana Menteri Australia yang baru terpilih Anthony Albanese akan mengunjungi Indonesia pada 5-7 Juni. Albanese dijadwalkan akan bertemu Presiden Joko Widodo hari ini, Senin (6/6) untuk membahas penguatan kemitraan ekonomi antarnegara, sebelum mengunjungi Makassar, Sulawesi Selatan.
Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Santo Darmosumarto menyebut bahwa ada tradisi yang kerap dilakukan PM Australia ketika baru menjabat. Tradisi tersebut, yakni Indonesia selalu menjadi salah satu tujuan kunjungan pertama perdana menteri yang baru terpilih.
“Tampaknya PM Albanese akan meneruskan tradisi tersebut,” kata Santo, dikutip dari Antara.
Kunjungan ke Indonesia menjadi lawatan luar negeri kedua yang dilakukan Albanese sejak terpilih 31 Mei lalu. Dalam catatan Antara, Albanese sudah menghadiri pertemuan dengan pemimpin negara-negara Quad di Tokyo akhir Mei lalu. Meski begitu, pertemuan di Jakarta ini akan menjadi kunjungan bilateral perdana bagi PM Albanese.
Untuk memenuhi tujuan penguatan kemitraan ekonomi, pemimpin kedua negara ini akan membahas implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA). Sejak perjanjian ini dibentuk pada 2020, Kemenlu menilai implementasi perjanjian tersebut masih belum sesuai harapan. Meski begitu, perdagangan kedua negara sudah meningkat hingga 70% pada tahun lalu.
“Indonesia melihat bahwa kerja sama dengan Australia yang dulu dimensinya fokus di isu keamanan dan isu pertahanan, sekarang memiliki dimensi yang lain yaitu ekonomi dan hubungan antar masyarakat,” kata Santo.
Adapun sehari sebelum pertemuan tersebut, menteri luar negeri (Menlu) dari masing-masing negara turut melakukan pertemuan bilateral. Pertemuan yang diberi nama Annual Leaders Meeting ini dihadiri oleh Menlu Indonesia Retno Marsudi dan Menlu Australia Penny Wong. Selain Wong, kedatangan Albanese juga disertai dengan Menteri Perdagangan Australia Don Farrell.
Indonesia merupakan salah satu mitra dagang utama Australia. Total ekspor Australia ke Indonesia pada tahun lalu mencapai US$ 9,4 miliar, naik 102,48% dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu produk yang diimpor Indonesia dari Australia adalah daging dan susu.