Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menemui Perdana Menteri Kerajaan Kamboja H.E. Hun Sen, di sela-sela rangkaian kegiatan ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) ke-16 di Phnom Penh, Kamboja, Rabu (22/6).
Dalam pertemuan ini, Prabowo menegaskan posisi Indonesia yang selalu menghargai peran dan dukungan Kamboja dalam kerja sama bilateral serta Multilateral dalam kawasan ASEAN.
“Kita harus berdiri bersama sebagai negara ASEAN untuk kepentingan bersama ASEAN,” ungkap Menhan Prabowo, dalam keterangan resmi Kemenham, Kamis (23/6).
Indonesia dan Kamboja selama ini memiliki hubungan kerja sama yang erat, terutama pada bidang pertahanan. Secara khusus TNI aktif memberikan dukungan dalam hal pendidikan dan pelatihan kepada Pasukan Para Komando Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja atau Royal Cambodian Armed Forces (RCAF), Pasukan Pengawal Perdana Menteri Kamboja, dan Pasukan Penjaga Perdamaian Kamboja.
Prabowo pun menyinggung bagaimana pertemuan dan komunikasi di antara pemimpin kedua negara, serta interaksi pemerintah dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan adanya kesamaan visi dalam upaya meningkatkan kualitas kerja sama yang sedang berlangsung.
“Saya berharap kerja sama dan persahabatan antara Indonesia dan Kamboja dapat terus dipertahankan dalam semangat persaudaraan dan prinsip saling menghormati,” ujar Menhan.
Pada kesempatan tersebut PM Hun Sen menyampaikan ucapan terima kasih kepada Indonesia dan juga secara pribadi kepada Menhan Prabowo yang terus – menerus memberikan bantuan dan dukungan bagi kemajuan Angkatan Bersenjata Kamboja.
Menyitir situs resmi Kementerian Luar Negeri RI, hubungan diplomatik Indonesia dengan Kamboja telah dijalin sejak 1957. Kedua negara menandatangani Perjanjian Persahabatan di Jakarta pada 13 Februari 1959. Sementara kerja sama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja telah dirintis sejak 1970-an, dan telah secara signifikan meningkatkan citra TNI di Kamboja.
Atas upaya Indonesia dalam menangani penyelesaian isu Laut China Selatan, PM Hun Sen sebelumnya juga mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo, yang menyambut gembira upaya Indonesia yang berhasil mengharmonisasikan posisi ASEAN.
Secara ekonomi, rokok kretek menjadi salah satu produk tembakau olahan yang menjadi komoditas ekspor Indonesia ke Kamboja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor rokok kretek Tanah Air sebanyak 77,75 juta kilogram (kg) pada Januari hingga November 2021.