Israel Selidiki Peluru yang Tewaskan Wartawan Al Jazeera

ANTARA FOTO/REUTERS/Feisal Omar/FOC/dj
Feisal Omar Seorang jurnalis membawa plakat dengan gambar wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang tewas saat serangan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat area Jenin, ditengah aksi protes di Mogadishu, Somalia, Jumat (13/5/2022).
3/7/2022, 21.40 WIB

Otoritas Palestina telah menyerahkan alat bukti peluru, yang menewaskan jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, kepada otoritas di Amerika Serikat untuk diperiksa secara forensik.

Abu Akleh tewas pada 11 Mei 2022 ketika meliput penyerbuan yang dilakukan militer Israel di Kota Jenin, Palestina, di kawasan Tepi Barat, wilayah yang diduduki Israel.

Akan tetapi, menurut juru bicara militer Israel, Ran Kochav, Israel akan memeriksa peluru tersebut di hadapan tim investigator asal Amerika Serikat. Dia membantah klaim Palestina bahwa para ahli AS akan melakukan analisis forensik.

“Pemeriksaan profesional Israel akan berlangsung di hadapan Amerika. Jika ada kecocokan antara selongsong peluru dan senjata tentara Israel, kami akan menginformasikan kepada publik,” kata Kochav kepada Radio 103FM, seperti dikutip Times of Israel, Minggu (3/7).

Para ahli mengatakan analisis balistik dapat mengungkap misteri di balik kematian Abu Akleh. Sebab sebelumnya terjadi plemik mengenai asal usul penembakan tersebut.

Pejabat Palestina menyatakan Abu Akleh sengaja ditembak tentara Israel. Namun pihak berwenang Israel membantah, dan menjelaskan seorang tentara mungkin telah menembaknya secara tidak sengaja, tetapi juga menyatakan dia mungkin ditembak seorang pria bersenjata dari Palestina.

“Kami yakin dan yakin dengan penyelidikan kami dan hasil yang telah kami capai,” Akram Al Khatib, jaksa agung Palestina, mengatakan kepada WAFA, kantor berita resmi Palestina, seperti dikutip New York Times, Sabtu (2/7).

Khatib juga memastikan bahwa peluru tersebut telah diserahkan kepada tim spesialis balistik dari AS, dan bukan kepada otoritas Israel.

Khatib sebelumnya mengatakan bahwa wartawan itu dibunuh peluru penusuk lapis baja 5,56 mm dengan komponen baja. Abu Akleh mengenakan helm dan rompi pelindung bertanda kata “Press”, yang berarti wartawan, ketika dia ditembak pada bagian kepala.

Hasil investigasi New York Times juga menyatakan bahwa peluru yang menewaskan Abu Akleh, diperkirakan berasal dari lokasi konvoi militer Israel pagi itu. Kemungkinan besar oleh seorang tentara dari unit elit. Hasil investigasi tersebut menguatkan laporan saksi mata dari tempat kejadian.

Sebelumnya para pejabat militer Israel menjelaskan, bahwa kepastian mengenai sumber arah tembakan hanya mungkin terungkap jika Otoritas Palestina, menyerahkan peluru yang diambil dari tubuh Abu Akleh.

Tindakan ini akan memberikan tentara Israel untuk mencocokkan senapan yang digunakan pagi itu penembak jitu Israel.

AS telah mendesak otoritas Palestia untuk membagikan hasil investigasinya dengan Israel untuk menjelaskan insiden tersebut. Dalam sebuah surat publik pada awal Juni, kelompok bipartisan yang terdiri dari 25 anggota parlemen AS mendesak Menteri Luar Negeri Antony Blinken untuk menekan otoritas Palestina agar melepaskan peluru tersebut.

Perselisihan antara Palestina dan Israel sudah berlangsung sejak lama. Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), sampai sekarang Israel terus berupaya mengusir warga Palestina dari wilayah Tepi Barat, dengan menghancurkan bangunan dan kawasan permukiman di wilayah tersebut.

OCHA mencatat selama periode 2009-2022 ada 12.383 orang penduduk Palestina di wilayah Tepi Barat yang terpaksa pindah rumah atau mengungsi demi menghindari serangan dan ancaman Israel.