Presiden Sri Lanka Resmi Mundur, Rakyat Rayakan Pesta Kemenangan

ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte/hp/cf
Serikat buruh melakukan protes saat mogok nasional menuntut pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa dan kabinetnya, menyalahkan mereka karena menciptakan krisis ekonomi terburuk di negara itu dalam puluhan tahun, di depan Sekretariat Kepresidenan di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (28/4/2022).
Penulis: Yuliawati
15/7/2022, 15.51 WIB

Parlemen Sri Lanka resmi menerima pengunduran diri Presiden Gotabaya Rajapaksa. Rajapaksa mengirimkan surat pengunduran diri dari tempat pelariannya di Singapura,

Pengunduran diri ini mengakhiri dinasti keluarga Rajapaksa yang berkuasa selama hampir 20 tahun. Rajapaksa kabur di tengah krisis yang membuat massa marah dan menyerbu tempat tinggal dan istana.

Saat ini Sri Lanka mengalami kekacauan ekonomi karena krisis pangan, bahan bakar, dan pasokan kebutuhan dasar lainnya. Pengunduran diri Rajapaksa ini membuka jalan bagi negara untuk memulai proses pemilihan presiden baru.

Dikutip dari Reuters, juru bicara parlemen Sri Lanka mengatakan Rajapaksa menyampaikan pengunduran diri melalui surat elektronik pada Kamis (14/7). Pernyataannya itu menjadi resmi pada Jumat, yaitu setelah surat tersebut diperiksa kebenarannya secara hukum, kata juru bicara tersebut.

Pengumuman itu disambut gembira oleh masyarakat di Kolombo. Para demostran gembira dengan kabar pengunduran diri Rajapaksa. Mereka turun ke jalan-jalan dan merayakannya dengan menari bersama.

"Kami sangat senang, tapi juga sangat lega karena akhirnya kami bisa istirahat dan kembali pada kehidupan kami," kata Viraga Perera kepada BBC, dikutip Jumat (15/7).

"Di titik ini, kami sangat lelah karena semua ketidakpastian, tapi momen ini cukup besar dan kami anggap sebagai kemenangan."

Di ibu kota Sri Lanka itu, massa pengunjuk rasa berkerumun di luar sekretariat presiden. Mereka membangkang aturan jam malam yang diberlakukan di kota tersebut. Orang-orang yang berkerumun menyalakan kembang api, meneriakkan berbagai slogan, serta berjoget-joget kegirangan di lokasi protes Gota Go Gama.

Penyebutan lokasi itu diambil sebagai olok-olok terhadap nama Gotabaya Rajapaksa. "Seluruh negeri hari ini akan merayakan," kata seorang aktivis, Damitha Abeyrathne, kepada Reuters. "Ini adalah kemenangan besar."

Halaman: