Orang terkaya di dunia, Elon Musk, telah mengejutkan jagat maya setelah ia mencuit melalui akun Twitternya @elonmusk bahwa ia ingin membeli klub sepakbola asal Inggris, Manchester United (MU). Cuitannya itu merupakan rangkaian dari beberapa utas di mana awalnya ia bercanda tentang kesetiaan politiknya.
“Supaya jelas, saya mendukung separuh kiri partai republik dan separuh kanan partai demokrat,” cuit Musk, Rabu (17/8), yang kemudian dilanjutkan dengan, “juga, saya membeli Manchester United, terima kasih.”
Namun hanya empat jam berselang atau tepat setelah tengah malam waktu New York, Musk mengklarifikasi bahwa cuitannya itu hanyalah candaan, dan ia tidak mengakuisisi klub olahraga manapun. “Stand-up adalah kesibukan sampinganku,” ujarnya.
Musk memang memiliki rekam jejak menggunakan Twitter untuk membuat lelucon dan menjebak media yang mengikuti tweet-nya dengan cermat.
Meski hanya sebatas lelucon, cuitan terbaru Musk berpotensi menarik perhatian regulator, mengingat efek sekuritas MU terdaftar di bursa efek New York. Apalagi cuitan itu ia utarakan ketika pasar saham AS tutup.
“Ketika orang di posisinya membuat komentar tentang membeli suatu entitas, orang mulai berspekulasi: apakah ia bercanda, tidak bercanda, setengah bercanda?” kata Hui Chen, konsultan etika dan kepatuhan yang menjabat sebagai ahli penasihat kepatuhan pertama Departemen Kehakiman AS.
Chen beralasan bahwa tindakan Elon Musk memiliki dampak besar pada pasar. “Dia benar-benar perlu menyadari potensi implikasinya,” sambungnya.
Menurut Forbes, MU saat ini bernilai sekitar US$ 4,6 miliar. Belum lama ini Liga Premier Inggris baru saja menyelesaikan transaksi penjualan Chelsea Footbal Club dari taipan Rusia, Roman Abramovich, kepada konsorsium yang dipimpin pengusaha AS Todd Boehly senilai US$ 5,1 miliar.
Manchester United, yang telah memenangkan rekor 13 gelar Liga Premier, saat ini berada di urutan terakhir setelah awal musim yang buruk di bawah pelatih baru Erik ten Hag. Mereka mengawali liga dengan dua kekalahan beruntun, termasuk dicukur habis 4-0 oleh Brentford pada akhir pekan lalu.
Fans telah memprotes kinerja klub di bawah kepemilikan keluarga Glazer. Pada pertandingan kandang pembuka musim ini, dimana MU kalah 2-1 dari Brighton, sekelompok besar penggemar berjalan menuju stadion dengan spanduk bertuliskan: “Lawan keserakahan. Berjuang untuk United. Fight Glazers” dan “Kami ingin klub kami kembali,” lapor surat kabar Telegraph.
Manchester United memenangkan gelar Liga Premier terakhirnya di bawah pelatih legendaris Alex Ferguson pada musim 2012-13, dan sejak itu tertinggal dari rival sekota Manchester City, yang telah memenangkan empat dari lima gelar terakhir.