Kekeringan di Eropa Munculkan Relik Batu Kelaparan dari Dasar Sungai

ANTARA FOTO/REUTERS/Flavio Lo Scalzo/RWA/dj
Pemandangan bagian Sungai Po di Italia yang mengering akibat kekeringan terburuk dalam 70 tahun, dekat Brogo Virgilio, Italia, Minggu (7/8/2022).
Penulis: Happy Fajrian
23/8/2022, 07.41 WIB

Negara-negara Eropa tengah menghadapi kekeringan terparah dalam sejarah yang disebabkan oleh perubahan iklim. Sungai-sungat besar utama seperti Loire (Prancis), Po (Italia), Rhine (Jerman), Thames (Inggris), Danube (Hongaria) dilaporkan surut ke level terendah dalam beberapa dekade terakhir.

Surutnya air bahkan sampai memunculkan relik zaman abad pertengahan “hunger stones” atau batu kelaparan di Sungai Elbe yang melintasi wilayah Republik Ceko dan Jerman. “Hunger stones” ini merupakan tanda level air sungai yang sangat rendah yang di masa lalu menyebabkan kelaparan atau musim paceklik.

Batu kelaparan di sungai Elbe yang berasal dari tahun 1616 dan bertuliskan: “If you see me, cry” yang artinya “menangislah jika Anda melihat saya”, seperti yang diposting akun Twitter @histories_arch.

Surutnya sungai-sungai besar Eropa berdampak besar. Sebab sungai tidak hanya penting untuk sektor pangan melainkan digunakan sebagai jalur perdagangan, pembangkitan listrik energi terbarukan, serta transportasi.

Euronews melaporkan bahwa surutnya permukaan air di Sungai Rhine sangat mengkhawatirkan, terutama di Kaub dekat Frankfurt yang surut di bawah 40 cm. Sehingga sungai itu tidak dapat dilewati kapal-kapal besar yang membawa pasokan minyak, batu bara, dan gas.

Apalagi sektor energi Jerman sangat bergantung pada pengiriman gas dari Rusia yang kini dibatasi hanya 20% dari kapasitas maksimal. Kekeringan ini dipastikan akan memperparah krisis energi.

Hal serupa juga dialami Prancis. Keringnya sungai Rhône and Garonne membuat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di negara itu tidak mendapatkan cukup air dingin untuk mendinginkan reaktor nuklirnya. Sehingga Prancis harus menurunkan produksi listrik dari reaktor.

Sedangkan di Italia, Sungai Po sangat penting bagi sistem irigasi untuk sepertiga produksi sektor pertanian negara itu. “Masa depan panen sangat tidak pasti. Yang pasti, jika kekeringan ini terus bertahan, maka akan ada dampak yang luar biasa besar,” kata Giovanni Daghetta yang memiliki 325 hektare sawah padi di provinsi Pavia.

Sejarah “Hunger Stones”

Batu kelaparan merupakan relik abad pertengahan yang memiliki sejarah yang menarik, dan Eropa kini berada di tengah kekeringan terburuk dalam sejarah sehingga batu itu kembali muncul ke permukaan karena surutnya permukaan air sungai.

Pada batu kelaparan di Sungai Elbe di Rep. Ceko, tanggal yang terukir di batu adalah tahun 1616. Namun sebenarnya ada ukiran yang lebih tua yang menandai kekeringan pada tahun 1417 dan 1473 yang hancur oleh kapal yang berlabuh selama berabad-abad.

Tahun-tahun kekeringan lainnya yang diukir di batu di antaranya tahun 1707, 1746, 1790, 1800, 1830, 1842, 1868, 1892, dan 1893. Arstechnica melaporkan bahwa sebenarnya batu kelaparan ini muncul sekitar 126 hari dalam setahun berkat adanya bendungan di anak Sungai Elbe yang dibangun pada 1926.

Pada batu kelaparan di Sungai Elbe juga memiliki ukiran yang kemungkinan ditambahkan pada tahun 1938 yang bertuliskan dalam bahasa Ceko: “Neplač holka, nenaříkej, když je Sucho, pole stříkej” yang artinya “Gadis, jangan menangis dan mengerang, jika kering, sirami ladang”.

Batu kelaparan lainnya di Sungai Elbe dapat ditemukan di dekat Bleckede, dengan tulisan dalam bahasa Jerman: “Geht dieser Stein unter, wird das Leben wieder bunter” yang artinya ”Bila batu ini tenggelam, hidup akan menjadi lebih berwarna lagi”.

Sebuah makalah tahun 2013 yang meneliti sejarah kekeringan di wilayah Ceko dari 1090 hingga 2012 sebagian mengandalkan batu kelaparan sebagai data epigrafis dari kekeringan masa lalu, melengkapi bukti yang diperoleh dari catatan sejarah, kronik, buku harian, dokumen pajak, catatan agama, surat, dicetak manuskrip, dan data instrumental modern.

Makalah itu menuliskan, seperti dikutip Arstechnica, tampaknya pada tahun 1393, kekeringan begitu parah sehingga memungkinkan untuk menyeberangi Sungai Vltava di dasarnya, dan airnya sehijau rumput.

Ketika Eropa Tengah kembali dikepung oleh kekeringan pada 2018, Elbe anjlok ke level terendah dalam lebih dari setengah abad, dan berita mulai beredar tentang munculnya kembali beberapa batu kelaparan.