Pesawat Ethiopian Airlines dengan rute penerbangan dari Khartoum, Sudan, menuju Addis Ababa, Ethiopia, dilaporkan melewatkan pendaratannya lantaran pilot dan co-pilotnya tertidur.
Menurut laporan Aviation Herald yang dikutip CNN, insiden ini terjadi pada 15 Agustus 2022 ketika pilot tertidur dan pesawat terus melewati puncak penurunan. Pesawat terbang di ketinggian 37.000 kaki (11,3 kilometer) dengan autopilot ketika gagal turun di Bandara Internasional Addis Ababa Bole.
Air traffic control bandara dilaporkan tidak dapat mengontak awak pesawat dalam beberapa upaya percobaan kontak. Namun alarm berbunyi ketika pesawat melewati landasan pacu dan melanjutkan rute. Setelah itu pesawat mulai turun dan mendarat dengan selamat sekitar 25 menit kemudian.
Data Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B) menunjukkan pesawat terbang di atas landasan pacu, sebelum mulai turun dan bermanuver untuk pendekatan lain.
“Kami telah menerima laporan yang menunjukkan nomor penerbangan Ethiopia ET343 dalam perjalanan dari Khartoum ke Addis Ababa untuk sementara kehilangan komunikasi dengan Addis Ababa Air Traffic Control pada 15 Agustus 2022,” tulis pernyataan Ethiopian Airlines, Jumat (19/8).
“Penerbangan kemudian mendarat dengan selamat setelah komunikasi pulih. Awak yang bersangkutan telah dipindahkan dari operasi sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Tindakan korektif yang tepat akan diambil berdasarkan hasil investigasi. Keselamatan selalu dan akan terus menjadi prioritas utama kami,” kata pernyataan itu.
Pilot Diduga Kelelahan
Analis penerbangan Alex Macheras melalui akun Twitter-nya menyatakan keterkejutannya atas insiden yang sangat memprihatinkan ini, yang menurutnya mungkin dipico oleh kelelahan pilot.
“Kelelahan pilot bukanlah hal baru, dan terus menjadi salah satu ancaman paling signifikan terhadap keselamatan udara – secara internasional,” tweetnya pada hari Kamis (18/8).
Beberapa bulan sebelumnya pilot di Southwest Airlines dan Delta Air Lines memperingatkan eksekutif maskapai bahwa kelelahan pilot meningkat dan mendesak mereka untuk memperlakukan kelelahan dan kesalahan yang dihasilkan sebagai risiko keselamatan.
“Kelelahan, baik akut maupun kumulatif, telah menjadi ancaman keselamatan nomor satu Southwest Airlines,” Southwest Airlines Pilots Association, atau SWAPA, mengatakan kepada eksekutif maskapai dalam sebuah surat pada bulan April.
Menurut surat itu, meningkatnya permintaan perjalanan udara karena industri mulai bangkit kembali dari pandemi Covid-19, dan kekacauan pembatalan yang disebabkan oleh cuaca buruk adalah salah satu alasan peningkatan kelelahan pilot.
Kembali pada bulan Mei, surat kabar Italia Repubblica melaporkan bahwa seorang pilot ITA telah dipecat setelah tertidur selama penerbangan antara New York dan Roma.
“Co-pilot dikatakan mengambil istirahat resmi pada saat itu, yang menyebabkan Airbus A330 kehilangan komunikasi dengan kontrol lalu lintas udara selama sepuluh menit,” tulis laporan itu.