Tiongkok Dilanda Kekeringan, Sektor Pertanian Terancam

ANTARA FOTO/Rahmad
Ilustrasi: Lahan pertanian yang mengalami kekeringan.
Penulis: Adi Ahdiat
27/8/2022, 14.13 WIB

Pada Agustus 2022 Tiongkok mengalami gelombang panas dan kekeringan paling parah sejak tahun 1961.

"Bulan ini tidak ada curah hujan dan suhu harian bisa mencapai 43 derajat Celcius," lapor South China Morning Post, Jumat (26/8/2022).

Menurut catatan South China Morning Post, bencana kekeringan ini terjadi di sembilan provinsi di kawasan lembah Sungai Yangtze, serta mempengaruhi sekitar 2,2 juta hektare lahan pertanian.

Kekeringan ini pun berdampak pada turunnya produksi sejumlah komoditas pangan. South China Morning Post melaporkan beberapa petani lokal sudah mengalami penurunan panen padi hingga satu per enam dari hasil panen normal. Mereka juga tidak bisa menanam jagung karena kurangnya pasokan air.

Hal ini turut dikonfirmasi oleh analis dari Sitonia Consulting, lembaga riset pertanian global yang berbasis di Tiongkok.

"Tanaman yang akan terkena dampak (kekeringan di Tiongkok) utamanya adalah jagung dan beras. Produksi kedelai di beberapa wilayah delta Sungai Yangtze juga terkena dampaknya," kata analis Sitonia Consulting Darin Friedrichs, seperti dilansir Bloomberg, Rabu (24/8/2022).

Halaman: