Warga Polandia kini harus mengantre beberapa hari untuk mendapatkan batu bara. Hal ini karena Rusia tidak lagi mengekspor ke negara Eropa ini imbas pemberlakuan embargo.
Uni Eropa memang menerapkan embargo terhadap Rusia pada Februari, sebagai sanksi karena invasinya ke Ukraina. Imbas kebijakan ini, lusinan mobil dan truk berbaris di tambang batu bara Lubelski Wegiel Bogdanka.
Mereka mengantre untuk mendapatkan batu bara guna persiapan menghadapi musim dingin. Petani Piotr Maciejewski (61 tahun) mengantre selama Selasa (23/8) hingga Jumat (26/8).
"Traktor saya tetap dalam antrean, saya akan pulang untuk tidur," kata Piotr dikutip dari VOA, Minggu (28/8).
Seorang pensiunan Artur (57 tahun) berkendara dari Swidnik sekitar 30 kilometer dari tambang di Polandia timur pada Selasa (23/8), berharap dapat membeli beberapa ton batu bara untuk dirinya dan keluarga.
"Toilet dipasang hari ini, tetapi tidak ada air yang mengalir," kata Artur setelah tiga malam tidur di mobil hatchback merahnya yang kecil.
"Ini di luar imajinasi. Orang-orang tidur di mobil mereka. Saya ingat masa komunis, tetapi tidak terlintas dalam pikiran saya bahwa kami bisa kembali ke sesuatu yang lebih buruk,” tambah dia.
Ia hanya satu dari 3,8 juta keluarga di Polandia yang bergantung pada batu bara untuk pemanas. Mereka menghadapi kekurangan pasokan dan kenaikan harga baru bara, setelah kebijakan embargo ke Rusia.
Polandia melarang pembelian batu bara dari Rusia pada April. Sedangkan negara di Eropa ini biasanya mengimpor sebagian besar batu bara dari Rusia.
Negara itu hanya memproduksi lebih dari 50 juta ton dari tambang sendiri setiap tahun. Melonjaknya permintaan memaksa Bogdanka dan tambang lain milik negara untuk menbatasi penjualan.
Perusahaan tambang milik negara juga menawarkan bahan bakar kepada pembeli individu melalui platform online, dalam jumlah terbatas.
Artur pun mengumpulkan dokumen dari keluarga besarnya dengan harapan dapat mengambil semua alokasi bahan bakar sekaligus.
Perwakilan tambang Bogdanka Dorota Choma menyampaikan, perusahaan berencana menjual bahan bakar untuk sekitar 250 rumah tangga pada Jumat (26/8). Kebijakan ini diterapkan selama akhir pekan untuk memangkas waktu tunggu.
“Batasan tersebut diberlakukan untuk mencegah penimbunan dan pencatutan, atau bahkan menjual tempat dalam antrian,” kata Choma dikutip dari Reuters.
Kepala Kamar Dagang Batu bara Polandia Lukasz Horbacz mengatakan, penurunan impor dari Rusia dimulai pada Januari ketika Moskow mulai mengirim tentara ke Ukraina. "Tetapi alasan utama dari kelangkaan ini adalah embargo yang langsung berlaku. Itu membuat pasar terbalik," ujarnya kepada Reuters.
Dalam beberapa tahun terakhir, Polandia menjadi kritikus paling vokal terhadap kebijakan iklim Uni Eropa. Mereka terus mendorong penggunaan batu bara yang menghasilkan 80% dari listrik di negara itu.
Tetapi produksi batu bara terus menurun seiring dengan meningkatnya biaya penambangan di tingkat yang lebih dalam. Sedangkan konsumsinya tetap stabil.
Kondisi itu mendorong kenaikan impor secara bertahap. Tahun lalu, Polandia mengimpor 12 juta ton batu bara, delapan juta ton di antaranya berasal dari Rusia dan digunakan oleh rumah tangga dan pabrik pemanas kecil.
Pada Juli, Polandia memerintahkan dua perusahaan milik negara untuk mengimpor beberapa juta ton bahan bakar dari sumber lain termasuk Indonesia, Kolombia dan Afrika.
Polandia juga memperkenalkan subsidi untuk pemilik rumah yang menghadapi lonjakan harga batu bara dua kali lipat atau tiga kali lipat dibandingkan musim dingin lalu. "Sebanyak 60% dari mereka yang menggunakan batu bara untuk pemanas mungkin terpengaruh oleh kemiskinan akibat harga energi," kata Horbacz.