Perusahaan energi utama Rusia, Gazprom, telah memperpanjang penutupan aliran gas melalui pipa utama Nord Stream 1 ke Jerman sejak Jumat (2/9) malam, tanpa memberikan perkiraan waktu untuk membuka kembali saluran tersebut.
Eropa pun menuduh Rusia menggunakan pasokan gasnya untuk memeras Eropa di tengah konflik Ukraina. Meski begitu, Moskow membantah menggunakan pasokan energi sebagai senjata ekonomi melawan negara-negara Barat yang mendukung Ukraina.
Pemerintahan di seluruh benua biru sedang mempertimbangkan langkah apa yang harus diambil untuk mengurangi krisis.
Jerman, salah satu negara yang paling parah terdampak gangguan pasokan Rusia, mengumumkan paket bantuan € 65 miliar (Rp 970,4 triliun) pada Sabtu. Kanselir Olaf Scholtz, seperti dikutip BBC, mengatakan Rusia tidak lagi menjadi mitra energi yang dapat diandalkan.
Sementara Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel menyebut gangguan layanan itu tidak mengejutkan.
"Penggunaan gas sebagai senjata tidak akan mengubah tekad Uni Eropa. Kami akan mempercepat jalan kami menuju kemandirian energi. Tugas kami adalah melindungi warga negara kami dan mendukung kebebasan Ukraina," tuilsnya dalam akun Twitter, menanggapi pengumuman Gazprom.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga memberikan responsnya terhadap persoalan ini, ia menilai Rusia ingin menghancurkan kehidupan normal setiap warga Eropa.
"Mencoba menyerang dengan kemiskinan dan kekacauan politik di mana ia belum bisa menyerang dengan rudal," kata Zelensky dalam pidato regulernya pada Sabtu (3/9) malam seperti dikutip BBC.
Dia berbicara beberapa jam setelah Rusia mengatakan bahwa pipa gas utamanya ke Eropa tidak akan dibuka kembali seperti yang direncanakan, hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Harga energi telah melonjak sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari dan pasokan yang langka berpotensi mendorong biaya menjadi jauh lebih mahal.
Eropa juga segera mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terburuk, yaitu Rusia akan mematikan pasokan gasnya secara penuh menjelang musim dingin.
Menyitir laporan Washington Post, Zelensky, dalam pidato malamnya pada Sabtu, mengatakan Eropa harus menanggapi ancaman Rusia dengan lebih "bersatu", dan dengan "meningkatkan sanksi pada semua tingkatan, dan membatasi pendapatan minyak dan gas Rusia."
Nord Stream 1 adalah pipa tunggal terbesar untuk menyalurkan gas dari Rusia ke Eropa, dan memiliki kapasitas untuk menyalurkan 55 miliar meter kubik gas per tahun. Pasokan lanjutan melalui pipa dipandang penting untuk mencegah krisis energi di kawasan Eropa, terutama menjelang musim dingin.
Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Gazprom mengatakan: "Transportasi gas ke pipa gas Nord Stream telah sepenuhnya dihentikan sampai keluhan tentang pengoperasian peralatan telah dihilangkan."
Dikatakan dalam posting media sosial itu telah mengidentifikasi "kerusakan" pada turbin utama di sepanjang pipa, yang membawa gas alam dari Rusia barat ke Jerman, dan bahwa pipa tidak akan berfungsi kecuali jika ini dihilangkan.
Perang yang meletus sejak 24 Februari 2022 di Ukraina ini masih berlangsung hingga sekarang. Selama 6 bulan belakangan perang ini sudah menelan ribuan korban jiwa dari kalangan warga sipil, serta memaksa jutaan orang mengungsi dari tempat tinggalnya.