Seorang wanita warga negara Indonesia atau WNI tewas karena aksi penembakan beberapa remaja di San Antonio, Texas pada Selasa (4/10), pukul 01:30 waktu setempat. Identitas wanita tersebut diketahui sebagai Novita Brazil, berusia 25 tahun.
Penembakan terjadi di sebuah rumah di San Antonio. Melansir CNBC Internasional, Novita ditemukan tewas saat berada di kamar tidurnya. Sheriff Bexar County, Javier Salazar mengatakan bahwa wanita tersebut sedang melakukan beberapa pekerjaan ketika para tersangka menembakkan lebih dari 100 peluru berbagai kaliber ke rumahnya.
Sementara itu, terdapat wanita lain yang menjadi korban tembak dan terluka. Wanita berusia 41 tahun tersebut merupakan tamu Airbnb yang menginap tak jauh dari lokasi kejadian. "Kami melihat pemandangan yang memilukan. Sejujurnya, hati nurani terguncang mengetahui apa yang terjadi di sini. Benar-benar tidak bersalah (korban)," kata Salazar.
Menurut dia, rumah di sebelah rumah Novita kemungkin menjadi target yang dituju. Selama penembakan, tiga orang remaja bersenjatakan pistol dan AR-15 keluar dari rumah dan melakukan aksi penembakannya. Para remaja tersebut berusia 17 tahun, 15 tahun, dan 14 tahun. Mereka berhasil ditangkap pada Jumat (8/10) dan didakwa dengan perilaku pembunuhan dengan senjata api.
Melansir laman Indonesian Lantern, korban WNI tersebut memiliki nama lengkap Novita Kurnia Putri atau akrab disebut Vita Brazil. Saat kejadian, korban tengah mengetik dengan laptop di rumahnya di West Bexar County, San Antonio, Texas.
Sementara itu, pihak keluarga tengah mengupayakan agar jenazah WNI tersebut dapat dipulangkan ke Semarang, Jawa Tengah. ”Kami mohon doa agar kelancaran proses pemulangan Novita,".
Pada saat kejadian, polisi tengah berpatroli di lingkungan, ketika mereka mendengar serangkaian tembakan dan melihat sebuah kendaraan melarikan diri dengan kecepatan tinggi. Remaja berusia 15 tahun dan 14 tahun selanjutnya didakwa dengan pembunuhan tingkat pertama dan penyerangan dengan senjata mematikan.
Selain itu, remaja berusia 15 tahun juga didakwa menggunakan kendaraan bermotor secara tidak sah, dan remaja berusia 14 tahun karena menghindari penangkapan dengan berjalan kaki. "Saya tidak berpikir mereka menunjukkan penyesalan apapun," kata sheriff.
Pihak berwenang yakin kendaraan dan senjata yang digunakan tersangka merupakan hasil pencurian. Dengan begitu, membuka kemungkinan adanya penangkapan tersangka lainnya. Selain itu masih belum ada kejelasan apakah remaja tersebut akan didakwa sebagai orang dewasa atau mereka diperkenankan memiliki pengacara.