Boris Johnson Beri Sinyal Siap Jadi PM Inggris Lagi

ANTARA FOTO/REUTERS/Henry Nicholls/aww/sad.
Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meninggalkan Downing Street, di London, Inggris, pada Selasa (22/2/2022).
Penulis: Syahrizal Sidik
23/10/2022, 21.30 WIB

 

Boris Johnson memberi sinyal bakal kembali melenggang di bursa calon Perdana Menteri Inggris menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri dari jabatannya pada Kamis (20/10).

Sinyal Boris kembali mencalonkan diri sebagai perdana menteri Inggris kian terkuak setelah dirinya terus berjuang untuk mendapatkan dukungan. Mantan PM Inggris ini bahkan melakukan pertemuan tatap muka dengan mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak menjelang batas waktu pencalonan perdana menteri Inggris yang baru. 

Hanya saja, tokoh-tokoh terkemuka yang sebelumnya mendukung Johnson, kini beralih mengusung Rishi Sunak jelang pemungutan suara pertama oleh para anggota parlemen dari Konservatif pada Senin besok (24/10).

Menteri Muda Steve Baker mengatakan dirinya akan memberikan suaranya kepada Sunak. Dia beralasan Inggris tidak mungkin kembali pada "opera sabun" yang terjadi awal tahun ini, sebelum Johnson dipaksa mundur menyusul terungkapnya serangkaian skandal.

Johnson kini sedang diselidiki oleh Komite Hak Istimewa di parlemen apakah dia berbohong kepada Dewan Rakyat terkait pesta-pesta yang dilakukan di kediaman resminya di Downing Street selama pandemi COVID-19.

Para menteri yang diketahui telah menyesatkan parlemen diperkirakan akan mengundurkan diri.

"Ini bukan waktunya bagi gaya Boris," kata Baker kepada Sky News, seperti dikutip dari Antara, Minggu (23/10).

"Saya khawatir masalahnya adalah, karena hak suara istimewa yang dimilikinya, Johnson niscaya akan membawa bencana."

Sunak, Johnson dan Penny Mordaunt tengah berusaha meraih dukungan 100 anggota parlemen sehingga mereka bisa dicalonkan pada Senin untuk menjadi PM Inggris berikutnya, menggantikan Liz Truss yang dipaksa lengser setelah menjabat hanya enam pekan.

Johnson dipaksa meletakkan jabatan pada Juli ketika Sunak mundur, yang memicu pengunduran diri menteri-menteri di pemerintahannya.

Baker mengatakan Inggris kini membutuhkan periode stabilitas usai Truss menyulut kekacauan di pasar keuangan, dan itu berarti tidak memilih Johnson lagi.

"Apa yang tidak bisa kita lakukan adalah menjadikannya perdana menteri dalam kondisi di mana dia pasti akan meledak, menjatuhkan seluruh pemerintahan bersama dirinya," kata dia.

Pendukung Mordaunt Damian Green membantah laporan bahwa dirinya susah payah memenuhi batas minimal suara untuk pencalonan. Dia mengaku kepada Sky News tidak akan menarik diri.

Reporter: Antara