Ketegangan antara dua negara serumpun di semenanjuk Korea terus meningkat, terutama setelah rudal balistik Korea Utara yang jatuh di dekat perairan Korea Selatan.
Aksi tersebut dibalas Korea Selatan dengan mengeluarkan peringatan serangan udara, serta menembakkan tiga rudal dari jet tempur mereka di sekitar batas maritim yang menjadi sengketa dua negara Korea ini.
Korea Utara dalam beberapa hari terakhir menembakkan rentetan uji senjata untuk memprotes latihan militer Sekutu, yang digelar sejak Senin (31/10).
Seiring dengan kondisi ini, Yonhap News seperti dikutip Reuters, melaporkan Angkatan Udara Amerika Serikat berencana mengerahkan pesawat pengebom strategis B-1B, dalam latihan militer gabungan AS-Korea Selatan pada Sabtu (5/11).
Seoul dan Washington telah mengadakan latihan udara bertajuk "Vigilant Storm" atau dalam bahasa Indonesia berarti badai siaga. Latihan ini diperpanjang selama satu hari hingga hari ini, untuk merespons sikap Korea Utara.
Ini menjadi pesawat B-1B pertama yang dikerahkan dalam latihan AS-Korea Selatan sejak 2017. Kedatangan pesawat ini seiring permintaan Korea Selatan kepada AS, agar meningkatkan penyebaran aset strategis pertahanan yang meliputi kapal induk, kapal selam nuklir, dan pembom jarak jauh seperti B-1B.
Selain uji coba rudal balistik, militer Korea Selatan pada Jumat (5/11) juga mengerahkan 80 jet tempur ke kawasan perbatasan, termasuk pesawat tempur siluman F-35A. Dalam pernyataan resmi, Seoul menyebut aksi ini dilakukan setelah pihaknya mendeteksi sekitar 180 pesawat militer Korea Utara terbang selama empat jam di kawasan utara perbatasan kedua negara.
Pesawat Korea Utara itu terbang ke arah utara dari batas yang disepakati sebagai garis aksi taktis, sebuah batas di bagian utara Garis Demarkasi Militer antara kedua Korea.