Cina Batalkan Ribuan Penerbangan, Kasus Covid-19 Lampaui 8.000/hari

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Seorang pria berjongkok di sebuah penghalang jalan di kawasan pusat perbelanjaan saat penguncian, di tengah pandemi penyakit virus korona (Covid-19), di Shanghai, China, Kamis (26/5/2022).
Penulis: Yuliawati
10/11/2022, 11.43 WIB

Sebagian besar jadwal penerbangan di Cina dibatalkan seiring dengan jumlah kasus positif Covid-19 harian yang melebihi 8.000. Jadwal penerbangan yang batal mencapai ribuan dari berbagai kota di Cina mulai Kamis (10/11). 

Pembatalan jadwal penerbangan dalam skala besar karena beberapa kota mengalami peningkatan kasus Covid-19. Manajemen Bandar Udara Internasional Baiyun, Guangzhou, membatalkan 1.099 jadwal penerbangan atau sekitar 84% dari jadwal penerbangan secara normal.

Provinsi Guangdong yang beribu kota di Guangzhou adalah yang paling parah terkena serangan gelombang Covid-19  dengan jumlah kasus positif 2.611 orang.

Bandara Internasional Beijing juga membatalkan 737 jadwal penerbangan (78%) dan Bandara Internasional Daxing, yang juga berada di Beijing, membatalkan 739 penerbangan (83%). Sebanyak 628 penerbangan (97%) di Bandara Internasional Xinzheng, Zhengzhou, juga dibatalkan.

Sementara di Bandara Internasional Jiangbei, Chongqing, terdapat 662 penerbangan (68%) yang batal.

Lalu di Bandara Internasional Diwopu, Urumqi, Flight Master mencatat 482 penerbangan (98%) yang dibatalkan dan di Bandara Internasional Baita, Hohhot, ada 267 penerbangan (96%) batal.

Sejak terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di berbagai daerah di Cina, otoritas Kota Beijing memperketat upaya pencegahan dan pengendalian pandemi, termasuk terhadap kedatangan dari luar provinsi.

"Karena situasi epidemi parah baru-baru ini, maka tes PCR dianjurkan dilakukan setiap hari mulai tanggal 7 hingga 11 November," demikian pesan singkat dari otoritas kesehatan Beijing.

Pemerintah Cina juga meberlakukan pembatasan sosial, menghentikan sementara sekolah tatap muka dan karantina di kawasan Guangzhou karena melonjaknya kasus harian.

Kelas tatap muka di delapan kota berpenduduk sekitar 19 juta orang dari 11 distrik akan dihentikan mulai Kamis, kata para pejabat Rabu malam. Perintah itu datang setelah dua distrik lagi mengikuti wilayah Haizhu dalam penguncian, dengan penduduk dikurung di rumah mereka kecuali untuk berbelanja barang-barang penting seperti makanan.

Guangzhou memiliki wabah virus paling signifikan di Tiongkok, yakni 2.555 dari 8.494 infeksi baru di negara itu yang dilaporkan pada hari Rabu.

Reporter: Antara