Bank Dunia menyebut implementasi pandemic fund atau dana pandemi bisa memperkuat pencegahan penularan atau perpindahan penyakit dari hewan ke manusia. Kepala Eksekutif Dana Pandemi Sekretariat Bank Dunia, Priya Basu, mengatakan sumber pendanaan dari dana pandemi bisa dialokasikan untuk memperkuat pendekatan One Health dalam mengatasi akar penyebab pandemi.
"Kami akan berikan dukungan finansial berupa pandemic fund yang diharap bisa memperkuat pendekatan One Health. Langkah ini merupakan salah satu yang terbaik dalam mencegah pandemi di masa mendatang," kata Priya Basu saat ditemui usai G20 Side Event bertajuk Redesigning Pandemic Prevention, Preparedness, and Response: Lessons Learned and New Approaches di Hotel Conrad, Bali pada Senin (14/11).
Dia menjelasakan, pendekatan One Health merupakan salah satu konsep untuk mencegah penularan penyakit pada hewan ke manusia. Menurutnya, Bank Dunia bersama Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) saat ini tengah serius menghimpun dana pandemi untuk mencegah kejadian luar biasa pada masa mendatang.
Sejauh ini dana yang berhasil dihimpun dari pandemic fund berjumlah US$ 1,4 miliar yang berasal dari negara anggota G20, non-G20, serta filantropi. "Bank Dunia bersama WHO bekerja sama untuk mengerjakan pandemic fund, terima kasih kepada para pihak yang tergabung dalam proses ini," ujarnya.
Meski begitu, dana yang diperoleh masih jauh dari target minimal yang dikejar sebesar US$ 10,5 miliar. WHO dan Bank Dunia melaporkan adanya kesenjangan pembiayaan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan penanggulangan pandemi (PPR) antara negara kaya dan negara miskin sekitar US$ 10,5 miliar.
Adanya kesenjangan akses kesehatan berdampak pada ketimpangan akses vaksin dan layanan diagnostik selama Pandemi Covid-19. Hadirnya dana pandemi diharap bisa mengikis kesenjangan pembiayaan tersebut. "Uang yang kami mobilisasi untuk negara berkembang diharap bisa membantu untuk ke depannya," jelas Priya Basu.
Di forum yang sama, Direktur Eksekutif Pandemic Action Network, Eloise Todd, mengatakan keperluan dana yang dibutuhkan untuk pandemic fund sebesar US$ 10,5 miliar per tahun.
"Sekarang dana yang terkumpul baru US$ 1,4 miliar. Artinya masih ada kekurangan US$ 9,1 miliar, dan ini baru tahun pertama. Angka US$ 1,4 miliar pada saat ini belum tentu tahun depan dapat lagi, belum ada jaminan," kata Eloise.
Eloise melanjutkan, pendanaan yang bersumber dari pandemic fund menjadi cara positif untuk mengurangi ancaman dan wabah zoonosis lewat deteksi awal yang lebih cepat dan menyeluruh.
"Penebangan hutan, perubahan iklim hingga bertambahnya populasi manusia punya potensi untuk meningkatkan ancaman terjadinya pandemi. Tapi yang ingin kita semua lakukan adalah jangan sampai pandemi ini menyebar lebih dulu baru kita bertindak," kata Eloise.
Potensi perubahan iklim cuma meningkatkan ancaman kemuncula pandemi baru karena kerusahakan ekosistem lingkungan dan hayati. Dia menjelaskan, perubahan iklim dan kerusahakan lingkungan meningkatkan resiko penularan penyakit atau virus dari hewan liar ke hewan yang ada di pemukiman warga. Interaksi paralel itu menjadi bahaya ketika menular ke manusia.
"Walau kita tidak bisa menghilangkan potensi penyakit baru dan menghilangkan interaksi manusia dengan hewan secara 100% seperti di peternakan, tapi setidaknya kita lakukan mengurangi resiko dengan fokus pada upaya pencegahan dan tindakan pengamanan lingkungan," pungkas Eloise.