Pemilik Twitter Elon Musk akhirnya mengaktifkan kembali akun platform microblogging beberapa jurnalis yang ditangguhkan di platform tersebut, menyusul kontroversi penerbitan data publik mengenai lokasi pesawat pribadi miliarder tersebut.
Pemulihan dilakukan setelah muncul beragam kritik tajam dari pejabat pemerintah, kelompok advokasi dan organisasi jurnalisme dari beberapa bagian dunia pada Jumat (16/12). Mengutip Reuters, beberapa pihak bahkan mengatakan platform microblogging tersebut membahayakan kebebasan pers.
Setelah serangkaian kritik yang menimbulkan polemik, Elon membuat polling di Twitter mengenai hal ini, dan bertanya apakah akun yang mengungkap informasi pribadinya dapat dibuka secara langsung atau dalam waktu tujuh hari ke depan.
Hasilnya, 58,7% memilih untuk membuka secara langsung, dan 41,3% yang menyatakan untuk membukanya dalam waktu 7 hari ke depan.
"Orang-orang telah berbicara. Akun yang mengungkap informasi pribadi saya akan dicabut penangguhannya sekarang," kata Elon dalam sebuah cuitan, Sabtu (17/12).
Menyitir Reuters, peristiwa ini dinilai para kritikus sebagai bukti baru terhadap Elon, yang suka menghilangkan pernyataan dan pengguna yang tidak disukainya secara pribadi.
Sebelumnya Twitter menutup sementara akun milik beberapa jurnalis dari media asal Amerika Serikat, usai mereka mengkritik kebijakan terbaru Elon.
Pemilik baru Twitter ini kemudian mengungkap alasan menutup sementara akun-akun tersebut, karena mereka dinilai melanggar aturan terbaru media sosial ini terkait doxxing atau mengungkap informasi data pribadi.
"Aturan doxxing yang sama berlaku untuk 'jurnalis' seperti untuk orang lain," cuit Elon, Jumat (16/12).
Doxxing merupakan aturan Twitter yang melarang berbagi informasi pribadi.
Elon membuat kebijakan larangan doxxing setelah akun @elonjet memuat informasi pelacakan jet pribadi keluarganya secara real time, menggunakan data yang tersedia di domain publik. Akun tersebut kemudian ditutup pada Rabu (14/12). Pada profil akun tersebut terdapat keterangan: "Twitter menangguhkan akun yang melanggar peraturan Twitter."
Berdasarkan laporan NBC News, terdapat enam jurnalis asal media terkemuka di Amerika yang akunnya ditutup sementara, yakni Ryan Mac (The New York Times), Donie O'Sullivan (CNN), Drew Harwell (The Washington Post), Matt Binder (Mashable), Micah Lee (The Intercept), Steve Herman (Voice of America) . Selain itu, Twitter juga mensuspensi akun milik tiga jurnalis independen yakni Aaron Rupar, Keith Olbermann, dan Tony Webster.