Satu Kota di Cina Catat 500 Ribu Kasus Baru Covid-19 dalam Sehari

ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/WSJ/cf
Ilustrasi. Cina mencatatkan lonjakan kasus Covid-19 di tengah pelonggaran pembatasan.
Penulis: Agustiyanti
25/12/2022, 14.46 WIB

Lonjakan kasus Covid-19 terjadi di Cina seiring pelonggaran pembatasan yang dilakukan pemerintah. Sebuah kota di Cina bahkan mencatat 500 ribu kasus dalam sehari. . 

Cina pada bulan ini mengubah strateginya terkait penanganan Covid-19 dengan  menghapus lockdown dan pembatasan perjalanan. Namun, kota-kota di seluruh negera ini kini  berjuang untuk mengatasi lonjakan infeksi yang mengosongkan rak apotek, memenuhi bangsal rumah sakit, dan sepertinya menyebabkan penumpukan di krematorium dan rumah duka.

Adapun berakhirnya kewajiban  pengujian yang ketat telah membuat beban kasus Covid-19 di negara itu hampir tidak mungkin dilacak. Di sisi lain, pihak berwenang telah mempersempit definisi medis dari kematian akibat Covid-19  menurut para ahli akan menekan jumlah kematian yang disebabkan oleh virus tersebut.

Sebuah kantor berita yang dioperasikan oleh Partai Komunis yang berkuasa di Qingdao pada Jumat (23/12) melaporkan, kepala kesehatan di kota tersebut mengatakan, ada sekitar 490.000 hingga 530.000 kasus Covid baru setiap hari di wilayah terebut.

Kota pesisir berpenduduk sekitar 10 juta orang itu tengah mengalami periode penularan kasus yang cepat dan mulai mendekati puncak kasus. Ia memperkirakan, tingkat infeki kasus akan meningkat 10% lagi selama akhir pekan. 

Laporan ini dipublikasikan beberapa media lainnya di Cina, tetapi tampaknya diedit pada Sabtu pagi dengan menghapus angka tersebut. 

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan pada hari Sabtu bahwa 4.103 infeksi rumah tangga baru tercatat secara nasional pada hari sebelumnya, tanpa kematian baru.

Di Shandong, provinsi tempat Qingdao berada, pihak berwenang secara resmi hanya mencatat 31 kasus domestik baru.

Pemerintah Cina menjaga secara ketat pemberitaan media di negara itu, dengan sensor online untuk menghapus konten yang dianggap sensitif secara politik.

Sebagian besar publikasi yang dikelola pemerintah telah meremehkan parahnya gelombang di negara terebut, alih-alih menggambarkan pembalikan kebijakan sebagai hal yang logis dan terkendali. Meski demikian, beberapa media mengisyaratkan kekurangan obat dan rumah sakit di bawah tekanan, meskipun perkiraan jumlah kasus sebenarnya masih jarang.

Pemerintah provinsi Jiangxi timur mengatakan dalam posting media sosial hari Jumat (23/12) bahwa 80% populasinya atau setara dengan sekitar 36 juta orang kemungkinan akan terinfeksi pada Maret 2022.

Lebih dari 18.000 pasien Covid telah dirawat di institusi medis besar di provinsi tersebut dalam dua minggu hingga Kamis (22/12). Ini termasuk hampir 500 kasus parah, tetapi tidak ada kematian.